Amerika Serikat Murka, Roket China Jatuh di Dekat Wilayah Kalimantan

Senin 01-08-2022,10:22 WIB
Reporter : Jabar Ekspres
Editor : Nurmahadi

JAKARTA- Roket China bernama Long March 5B berbobot 22 ton jatuh di dekat Kalimantan tepatnya di laut Sulu Filiphina pada Minggu (31/7/2022)

Lembaga Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengatakan China belum membagikan informasi apapun terkait jatuhnya roket luar angkasa milik negara itu ke bumi.

Administrator NASA Bill Nelson dalam keterangannya mengatakan, seluruh negara harus memberikan informasi detail tentang puing-puing roket luar angkasa.

Menurutnya, hal ini penting untuk dilakukan untuk memitigasi risiko saat roket itu kembali jatuh ke bumi.

“Semua negara antariksa harus mengikuti praktik terbaik yang sudah ada dan membagikan informasi sebelumnya untuk mendukung prediksi yang andal tentang potensi dampak dampak puing-puing,” kata Bill Nelson dikutip Reuters, Minggu (31/7/2022).

Menurut Bill Nelson, mitigasi resiko harus dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban.

“Melakukannya sangat penting untuk penggunaan ruang yang bertanggung jawab dan memastikan keselamatan orang-orang di Bumi,” jelas Bill Nelson

Amerika Serikat (AS) menegur China karena tidak memberitahukan roket China bahwa tidak ada risiko dan kemungkinan bahaya.

"Dapat dipastikan bahwa Long March 5B (CZ-5B) milik Republik Rakyat China (RRC) memasuki kembali Samudera Hindia sekitar pukul 10.45 MDT (Mountain Daylight Time) pada 30/7," tulis Komando Luar Angkasa AS melalui akun Twitter.

Ia meminta agar China segera memberikan laporan rinci terkait obyek dan potensi dampak yang ditimbulkan.

 

“Kami Arahkan Anda ke #RRC untuk perincian lebih lanjut tentang aspek teknis masuk kembalinya obyek seperti potensi penyebaran puing + lokasi dampak,” tambahnya.

Sementara itu, Badan Antariksa Berawak China mengklaim bahwa sebagian besar serpihan roket Long March 5B tergerus dan hancur saat masuk ke Bumi.

Roket China Long March 5B diluncurkan pada Minggu (24/7/2022). Roket itu meluncurkan modul kedua dari tiga yang dibutuhkan dalam menyelesaikan stasiun luar angkasa Tiangong yang baru.

Roket China itu kemudian jatuh ke bumi pada Minggu (31/7). Serpihan roket kemudian jatuh di Laut Sulu Filipina.

DI sisi lain, Badan Antariksa Malaysia mengatakan bahwa mereka mendeteksi puing-puing roket China terbakar saat kembali ke Bumi, lalu jatuh di Laut Sulu yang berlokasi di timur laut Pulau Kalimantan.

“Puing-puing roket terbakar saat memasuki wilayah udara Bumi dan pergerakan puing-puing yang terbakar juga melintasi wilayah udara Malaysia, serta dapat mendeteksi di beberapa daerah termasuk wilayah udara sekitar negara bagian Sarawak,” katanya dikutip dari kantor berita AFP.

Warga Malaysia bernama Nazri Sulaiman, merekam objek di langit yang terlupakan Roket China Long March 5B. Objek itu meluncur di langit Kuching ke Sarawak Malaysia.

Rekaman video ini kemudian dikomentari oleh Jonathan McDowell, astrophysicist dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

 

Ia menyebut serpihan roket China itu bisa saja jatuh di Sibu, Bintulu, ataupun Brunei, dan tiga kota yang berlokasi di Kalimanan bagian Utara

Kategori :