Tidak hanya petunjuk arah menuju Pangjugjugan, bahkan papar informasi jalan ke kolam renang Panyindangan, yang lokasinya di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang atau sekira 2 killometer sebelum Pangjugjugan pun tak ada.
Masih dalam pantauan Jabar Ekspres, saat memasuki area wisata alam Pangjugjugan suhunya terasa berbeda. Udara sejuk mulai memeluk tubuh dengan pepohonan rindang sampai terbentuk seperti terowongan alami sangat memanjakan mata.
Sementara itu, masih di area Pangjugjugan, Anam mempertemukan Jabar Ekspres dengan sang pemilik wisata alam, Jajat Suhardja.
Mengenakan kemeja polos biru tua dengan celana bahan panjang berwarna hitam, Jajat terlihat berwibawa namun santai ketika berbicara.
"Rencana kita tambah area lain (spot foto hingga tempat kemping dan piknik). Penanaman pohon kita terus lakukan dan ditambah jenisnya," kata Jajat di dalam ruangan berbahan bambu dan kayu, bangunan gaya zaman dulu.
Konsep pembentukan wisata alam Pangjugjugan yang disampaikan Jajat selaras dengan ucapan Anam sebelumnya.
Akan tetapi, pria paruh baya itu justru menegaskan, perhatian Pemkab Sumedang baik terhadap pariwisata maupun pengelolaan tata ruang atau konsevasi alamnya tegolong minim.
"Wawasan cara penataan alamnya kurang. Begini, kalau gunung itu lestarikan (floranya) otomatis udaranya dingin, banyak orang suka. Bukan dipangkas kemudian sungai dibendung," ujar Jajat dengan posisi duduk sebelah kanan Jabar Ekspres.
"Kalau gak dikelola dengan benar, akhirnya carut-marut. Contoh saja kejadian di Ciherang atau Cimanggung yang longsor, itu karena tata ruangnya enggak diperhatikan," lanjutnya dengan posisi yang sama.
Di tengah suasana alam yang asri, dalam bangungan semi tradisional itu Jajat mengaku tidak terlalu berharap kepada Pemda Sumedang terkait perhatian pada sektor pariwisata.
[caption id="attachment_324224" align="alignnone" width="1600"]
Kendati demikian, Jajat menyampaikan pendapat, menurutnya untuk memajukan Sumedang harus memanfaatkan potensi yang ada, dikembangkan hingga meningkatkan pemberdayaan dan perekonomian lokal
Kabupaten Sumedang dengan wilayah yang masih banyak didominasi ruang terbuka hijau, dikatakan Jajat, perlu dikelola secara maksimal konservasinya agar alam tetap memberikan manfaat dan masyarakat bisa dapat keuntungan.
"Pemda juga pasti bakal meningkat pendapatan asli daerahnya (PAD), dikenal pihak luar daerah dan punya ciri khas. Ini pingin jadi kabupaten wisata tapi perhatian (sektor pariwisata) dan pengelolaan tata ruang wawasannya kurang," papar Jajat yang mulai menyandarkan punggung di atas kursinya.
Matahari yang mulai tenggelam di arah Barat, seakan jadi penanda berakhirnya pembicaraan kami bertiga. Di akhir momen pertemuan itu Jajat berpesan, agar Pemkab Sumedang bisa mementingkan pengelolaan tata ruang.
Disamping supaya peristiwa bencana alam besar yang memakan korban jiwa tidak terulang, juga supaya keberlangsungan sumber daya, flora, fauna dan kemanfaatan konservasi alam bisa dirasakan masyarakat.