Kecamatan Batununggal jadi Penyumbang Kasus DBD Terbanyak

Selasa 19-07-2022,17:12 WIB
Reporter : Muhammad Nizar
Editor : Rita ariyanti

BANDUNG - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengungkapkan, Kecamatan Batununggal sumbang temuan kasus DBD terbanyak di Kota Bandung.

Hal tersebut berdasarkan temuan Dinkes Kota Bandung, tercatat ada sebanyak 215 kasus demam berdarah dengue (DBD). Perhitungan ini diambil dari data per enam bulan. Rentang waktu Januari sampai Juni 2022.

Kendati demikian, Ira mengaku, pihaknya masih belum bisa mengetahui secara pasti, penyebab utama lonjakan kasus di Kecamatan Batununggal.

"Bisa jadi, di sana karena faktor lingkungannya, atau mungkin karena faktor mobilitas," ucapnya saat dihubungi Jabar Ekspres, Selasa (19/7).

Lantaran mengingat saat ini mobilitas penduduk masih tinggi, kata Ira, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk beraktivitas. Ditambah adanya kelonggaran gerak pascapandemi.

"Soalnya kami masih belum tahu, ini tuh digigit nyamuknya di kantor, sekolah, rumah atau tempat aktivitas lainnya," katanya. "Jadi, kami tidak bisa memastikan, (munculnya) karena faktor lingkungan saja."

Namun, dia menuturkan, kasus DBD di Kota Bandung berangsur melandai. Per Januari sampai Juni 2022, temuan dari yang semula 1.225 menjadi 281 kasus.

Ira menambahkan, meski melandai, masyarakat harus tetap berhati-hati. "Sekarang sudah mulai ada hujan lagi. Nah, itu mungkin kita harus meningkatkan kewaspadaan," tambahnya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Dia melanjutkan, terlebih Kota Bandung termasuk kawasan endemis DBD tiap tahun. Sebelum musim penghujan saja, gelombang kasus tersebut dapat melonjak tajam.

Seperti pada awal tahun 2022, kata Ira, musim panas yang mencatatkan kasus temuan penyakit DBD sebanyak 1.255 kasus. "Kalau untuk faktor yang menyebabkan tingginya kasus DBD, sampai sekarang belum ada penelitian pastinya, ya," jelasnya.

"Memang Kota Bandung itu daerah endemis, setiap tahun, ada saja kasusnya. Meskipun bervariasi dari bulan ke bulan," imbuh Ira.

Dirinya mengungkapkan, kondisi saat ini berbanding terbalik dengan beberapa tahun lalu. Di mana kasus DBD yang meninggi, pada tempo lalu masih ditenggarai akibat datangnya musim penghujan.

"Dihubungkan dengan faktor genangan air. Namun sekarang, tampaknya, sudah tidak bisa lagi diprediksi seperti itu. Karena kasusnya hampir selalu ada sepanjang bulan," ujarnya.

"Dan kadang-kadang, musim panas juga ada kasus DBD, seperti awal tahun (2022) itu. Malah paling tinggi itu kasusnya," pungkasnya. (zar)

 

Kategori :