BANDUNG - Melalui program Export Coaching Program (ECP) yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag), Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah berhasil melakukan ekspor kelapa parut ke negara Meksiko.
Asisten Daerah 1 Jawa Barat, Peri Sofwan mengatakan bahwa hasil ekspor kelapa parut yang berasal dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Ini memiliki nilai hingga 35.000 US Dollar atau setara dengan Rp 523.838.000.
"Ini menjadi sangat penting bahwa produk yang selama ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena kelapa, dan sekarang selain bisa di konsumsi segar, ternyata dengan teknologi bisa menjadi barang ekspor yang sangat berharga," ungkap Peri ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Jum'at (1/7).
Peri menambahkan, agar hasil ekspor bisa semakin meningkat, maka pihaknya akan mengajak keseluruhan masyarakat terutama Instasi pemerintah agar dapat mendorong secara bersama-sama kepada prodak olahan kelapa.
Pasalnya, potensi kelapa di wilayah Jawa Barat selatan dinilai sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan.
"Karena potensi kelapa di Jabar selatan ini sangat banyak. Dan ini hanya baru salah satu (penghasil kelapa) di Kabupaten Pangandaran. Jadi ini adalah tantangan kita bersama mendorong makin banyak lagi pelaku usaha kita untuk mengekspor," ujarnya.
Sementara, menurut Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan mengatakan bahwa dengan adanya program ECT ini telah menjadikan Provinsi Jawa Barat menjadi pengekspor kelapa parut terbesar di Indonesia meskipun dalam situasi pandemi Covid-19.
Bahkan, ia mengatakan, hingga bulan Juli ini, pihaknya telah melakukan ekspor sebanyak 9 komoditi dengan nilai 158.340 US Dollar atau setara dengan Rp 2,95 miliar.
"Jadi oleh program ICT ini sudah menghasilkan ekpor terbesar di Indonesia di tahun ini, dan ke depannya tentu kita akan kembangkan lagi dengan program ECT ini berkolaborasi dengan teman perbankan. Dan itu semuanya harus terakomodir di Dinas Indag," imbuhnya.
(San)