Waspada, Varian Baru BA.4 dan BA.5 Picu Bertambahnya Penderita Covid-19 Hingga 1.726 Orang Dalam Sehari

Senin 27-06-2022,14:08 WIB
Reporter : Jabar Ekspres
Editor : Rita ariyanti

Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 ternyata mampu memicu kenaikan Covid-19 di tanah air. Dalam sehari kemarin Minggu (26/6), dilaporkan ada penambahan kasus hingga 1.726 orang, yang diduga terinfeksi virus Covid-19.

Angka tersebut diperoleh dari data Satgas Covid-19, yang berarti total angka kumulatif kasus tersebut hingga saat ini mencapai 6.080.451 orang. Karenanya masyarakat kembali dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan terus menjaga protokol kesehatan.

Lebih rinci, Satgas Covid juga merilis informasi mengenai kasus aktif atau mereka yang butuh perawatan bertambah sebanyak 548 orang sehari. Kini total kasus aktif sebanyak 14.516 orang.

Angka kematian bertambah 3 jiwa transmisi lokal. Kini jumlah kematian kumulatif nasional menjadi 156.717 jiwa. Munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sejauh ini tidak meningkatkan lonjakan angka kematian harian dan cenderung rendah.

Angka kesembuhan harian bertambah 1.175 orang. Sehingga kini angka kumulatifnya terus meningkat melebihi 5,9 juta orang sembuh atau tepatnya 5.909.281 orang.

Selain itu, dari hasil uji laboratorium per hari, spesimen selesai diperiksa (RT-PCR/TCM dan antigen) per hari sebanyak 50.885 spesimen. Jumlah suspek sebanyak 2.047 kasus.

Cakupan vaksinasi dosis 1 sudah lebih dari 201 juta orang. Cakupan vaksinasi dosis 2 lebih dari 168 juta orang. Dan vaksinasi booster hampir mencapai 50 juta orang. Secara sebaran wilayah terdampak Covid-19 masih berada pada 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

Positivity Rate Meroket 2 Kali Ambang Batas WHO. Organisasi Kesehatan Dunia itu menegaskan batas positivity rate suatu wilayah idealnya harus di bawah 5 persen. Positivity rate merupakan proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites.

Ahli Spesialis Penyakit Dalam dan juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan positivity rate 11,1 persen di Jakarta. Dan di Indonesia sebesar 10,2 persen.

“Terus naik! Hal ini menjadi sinyal bahwa penularan sedang tinggi—dan saya berharap kenaikan ini tidak menjadi tren, serta keterisian rumah sakit tidak penuh lagi. MASKER,” tegas Prof Zubairi dalam kicauannya. (jpg/rt/rit)

 

Kategori :