Pemdes Nanjung Mekar Menata Aset: Jalan Panjang Mewujudkan Pusat Ekonomi Baru di Tanah Carik
Warga Desa Nanjung Mekar mengikuti Musyawarah Desa, baru-baru ini.--
RADAR JABAR — Di pinggir jalur utama Bandung–Garut, deru kendaraan tak pernah berhenti. Di tepian jalan nasional yang menghubungkan dua pusat ekonomi besar Jawa Barat itu, Pemerintah Desa Nanjung Mekar melihat sebuah peluang yang bisa mengubah wajah desa: membangun pusat ekonomi baru di atas tanah carik desa.
Namun rencana besar itu dimulai dengan persoalan paling mendasar: menata kembali aset desa yang selama puluhan tahun tak sepenuhnya berada dalam kendali desa.
Tanah carik yang dimaksud berada pada posisi yang sulit ditandingi. Ribuan kendaraan melintas setiap hari, mulai dari komuter, pekerja, wisatawan hingga kendaraan logistik. Arus ini membuat lokasi tersebut menjadi salah satu titik paling strategis untuk bisnis dan perputaran ekonomi.
Di sanalah desa merancang dua proyek utama: Gerai Koperasi Merah Putih, yang akan menjadi pusat distribusi kebutuhan warga, layanan UMKM, dan penguatan modal usaha. Dan, deretan ruko UMKM modern, sebuah etalase ekonomi desa yang menyasar pengguna jalan sekaligus pelaku usaha lokal.
Pemerintah desa melihat pembangunan ini sebagai lompatan menuju ekonomi mandiri berbasis aset. “Ini pondasi masa depan Nanjung Mekar. Lokasinya emas, potensinya besar,” ujar seorang perangkat desa.
Namun sebelum membangun, desa harus menyelesaikan persoalan lama yang selama bertahun-tahun dibiarkan menggantung: penguasaan tanah carik oleh pihak yang tidak memiliki dasar hukum jelas.
Di atas lahan yang mestinya menjadi aset desa, berdiri sejumlah bangunan. Ada warga yang menempati secara turun-temurun. Ada pula pihak yang bukan warga Desa Nanjung Mekar tetapi telah menempati atau memanfaatkan lahan tanpa izin.
Sumber: nanjung mekar