Netmonk Dukung Operasional dengan Monitoring Jaringan Mandiri

Netmonk Dukung Operasional dengan Monitoring Jaringan Mandiri--Istimewa
RADAR JABAR - Saat ini hampir seluruh aktivitas bisnis bergantung pada kelancaran jaringan. Mulai dari komunikasi internal, pengelolaan data, hingga layanan kepada pelanggan, semuanya membutuhkan sistem jaringan yang stabil dan bisa diandalkan.
Namun, bagi perusahaan menengah hingga besar, mengelola jaringan bukanlah perkara sederhana. Oleh karena itu, Netmonk, salah satu produk digital unggulan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), memberikan layanan Netmonk on-Premise yang mendeteksi anomali secara real-time. Sehingga, tim terkait tidak hanya bersifat reaktif, justru lebih proaktif dalam menjaga stabilitas sistem.
Manfaatnya mencakup efisiensi waktu, pengurangan risiko downtime, peningkatan keandalan layanan, dan optimalisasi pengambilan keputusan berbasis data yang akurat.
Semakin besar skala perusahaan, semakin kompleks pula infrastruktur jaringannya. Jumlah perangkat yang harus dipantau bertambah, lalu lintas data semakin padat, dan potensi gangguan pun meningkat.
BACA JUGA:Wadirut Telkom Tekankan Pentingnya Manajemen Strategik demi Jaga Daya Saing dan Ketahanan Industri
BACA JUGA:BRI Kawal Proses Hukum hingga Tuntas, Jaga Kepercayaan Nasabah
Di tengah kondisi ini, banyak perusahaan masih mengandalkan pemantauan jaringan secara manual. Artinya, tim IT harus memeriksa satu per satu perangkat atau sistem, mencatat secara manual, dan sering kali hanya bereaksi setelah gangguan terjadi
Pemantauan manual seperti ini memiliki banyak kelemahan. Prosesnya lambat dan tidak efisien, terutama saat harus menangani ratusan atau ribuan perangkat. Risiko human error pun tinggi.
Kesalahan pencatatan, kelalaian mendeteksi anomali, atau terlambat merespons notifikasi bisa berdampak besar pada kinerja operasional. Yang lebih parah, pendekatan manual tidak mampu memberikan gambaran kondisi jaringan secara real-time, padahal waktu sangat krusial ketika terjadi gangguan.
Karena kesulitan ini, tidak sedikit perusahaan yang akhirnya menyerahkan tugas monitoring jaringan kepada vendor. Tetapi langkah ini pun punya tantangan tersendiri.
BACA JUGA:Polres Bogor Salurkan 25 Ton Beras pada Gerakan Pangan Murah
BACA JUGA:Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Dorong DPKPP Selesaikan 1.600 Huntap di 2026
Ketergantungan pada vendor berarti perusahaan tidak punya kontrol penuh terhadap sistem yang sangat vital. Jika terjadi kendala, perusahaan harus menunggu pihak ketiga untuk merespons, yang kadang tidak secepat yang diharapkan. Selain itu, biaya kerja sama jangka panjang dengan vendor bisa membebani anggaran operasional.
Kesimpulannya, pengelolaan jaringan yang kompleks, metode monitoring yang tidak efisien, dan ketergantungan pada pihak ketiga menjadi tantangan besar yang menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan. Tantangan-tantangan inilah yang membuka kebutuhan akan solusi monitoring jaringan yang lebih cepat, akurat, dan dapat dikelola secara mandiri oleh perusahaan.
Sumber: