Macron Kecam Keras Pembunuhan Jemaah Masjid, Tegaskan Tak Ada Tempat bagi Rasisme di Prancis

Presiden Perancis, Emmanuel Macron-EmmanuelMacron-X
RADAR JABAR - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam keras aksi pembunuhan brutal terhadap seorang jemaah Muslim yang terjadi di dalam sebuah masjid di selatan Prancis. Ia menegaskan bahwa tindakan rasis dan kebencian berbasis agama tidak dapat ditoleransi di negaranya.
“Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar,” tulis Macron dalam pernyataannya di platform X.
Selain itu, ia juga menyampaikan solidaritas kepada komunitas Muslim Prancis usai insiden berdarah pada Jumat lalu di desa La Grand-Combe, wilayah Gard.
Perdana Menteri Francois Bayrou turut menyampaikan kecaman dan menyebut insiden itu sebagai “tindakan barbar yang dilandasi Islamofobia.”
BACA JUGA:ICC Tolak Pembatalan Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant, Peninjauan Yurisdiksi Tetap Berlanjut
BACA JUGA:Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Usia 88
Sementara itu, Dewan Iman Muslim Prancis (CFCM) menggambarkan kejadian tersebut sebagai “serangan teroris anti-Muslim” dan mengimbau komunitas Muslim agar tetap waspada.
Dukungan dan kecaman juga datang dari kalangan Yahudi. Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (CRIF) mengecam pembunuhan tersebut dan menyebutnya sebagai “kejahatan mengerikan yang seharusnya menggugah kesadaran seluruh warga Prancis.”
Tersangka pelaku diidentifikasi sebagai Olivier H., warga Prancis keturunan Bosnia yang lahir pada tahun 2004. Setelah melarikan diri selama beberapa hari, ia menyerahkan diri kepada polisi di kota Pistoia, Italia, pada Minggu malam, menurut laporan Franceinfo.
Pelaku kini dalam tahanan, dan proses ekstradisi sedang dilakukan agar ia dapat diadili di Prancis.
Korban diketahui merupakan pria asal Mali berusia 24 tahun yang diserang dengan senjata tajam saat sedang melaksanakan salat di dalam masjid pada Jumat pagi.*
Sumber: antara