Xi Jinping Serukan Strategi Bersama BRICS untuk Hadapi Tantangan Global

Xi Jinping Serukan Strategi Bersama BRICS untuk Hadapi Tantangan Global

Presiden China Xi Jinping berbicara dalam KTT ke-16 BRICS di Kazan, Rusia, pada 23 Oktober 2024.--ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China

RADAR JABAR - Presiden China, Xi Jinping, mengajak negara-negara anggota BRICS untuk merumuskan strategi dalam menangani berbagai persoalan global. Pernyataan ini disampaikan dalam KTT BRICS ke-16 yang berlangsung di Kazan, Rusia, pada Rabu (23/10), seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Luar Negeri China.

Xi menekankan pentingnya memanfaatkan KTT tersebut guna mempertahankan momentum BRICS dan menyusun langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah global.

"Kita harus memanfaatkan sepenuhnya KTT ini, menjaga momentum BRICS, mempertimbangkan, dan menyusun strategi kita untuk mengatasi berbagai masalah yang berdampak global, menentukan arah masa depan, dan memiliki signifikansi strategis," ujar Xi Jinping.

Konferensi di Kazan tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara anggota BRICS, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

BACA JUGA:Gugatan Baru P Diddy, Dituduh Ruda Paksa Anak Usia 13 Tahun Bareng Artis Lainnya

BACA JUGA:Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 19 Orang dan Lukai 35 Orang

Selain itu, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan turut hadir, bersama dengan Menteri Luar Negeri Brazil Mauro Luiz Iecker Vieira yang mewakili Presiden Lula da Silva. Dalam pidatonya, Xi menyatakan bahwa ia menyambut kehadiran anggota baru BRICS.

"Perluasan BRICS merupakan peristiwa penting dalam evolusi politik internasional. Pada KTT ini, BRICS memutuskan untuk mengundang banyak negara sebagai mitra," ujarnya

Xi Jinping juga menambahkan bahwa BRICS sedang dihadapkan pada keputusan-keputusan krusial yang akan menentukan arah masa depan dunia.

"Haruskah kita membiarkan dunia jatuh ke jurang kekacauan dan ketidakteraturan, atau haruskah kita berusaha mengembalikannya ke arah perdamaian dan pembangunan?" ujar Xi Jinping, sembari menyebut novel "What Is to Be Done?" karya Nikolay Chernyshevsky.

"Tekad yang tak tergoyahkan dan dorongan yang menggebu-gebu dari karakter utama (novel itu) adalah kemauan keras yang kita butuhkan saat ini," tambahnya.

Xi mengusulkan kerja sama sebagai cara untuk memperkuat solidaritas di antara negara-negara di belahan bumi selatan. Ia juga menyebutkan bahwa China dan Brazil bekerja sama dengan negara-negara lain di wilayah tersebut untuk membentuk kelompok Sahabat Perdamaian guna menangani krisis di Ukraina.

Xi juga menekankan bahwa BRICS harus berpegang pada tiga prinsip utama: tidak memperluas konflik, tidak meningkatkan ketegangan, dan berupaya meredakan situasi dengan segera.

"Sementara situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, api perang sekali lagi berkobar di Lebanon, dan konflik meningkat di antara pihak-pihak yang bertikai," ujar Xi.

"Kita harus mendorong gencatan senjata segera dan mengakhiri perang." tambahnya.

Sumber: antara