Mesir Desak Upaya Gencatan Senjata di Gaza dan Peringatkan Potensi Konflik di Lebanon

 Mesir Desak Upaya Gencatan Senjata di Gaza dan Peringatkan Potensi Konflik di Lebanon

Foto yang dirilis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Sabtu (18/5/2024) ini memperlihatkan operasi militer Israel di Rafah timur di Jalur Gaza selatan. Israel setuju untuk melanjutkan pembicaraan dengan Hamas terkait kesepakatan pembebasan sandera pekan --ANTARA/Xinhua/HO-IDF/aa

RADAR JABAR - Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mendesak agar pihak-pihak terkait segera menjalankan mediasi internasional untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, sekaligus memperingatkan tentang risiko munculnya medan pertempuran baru di Lebanon.

Seruan ini disampaikan oleh al-Sisi dalam pertemuan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Jenderal Charles Brown, di Kairo pada Minggu (25/8).

Pertemuan tersebut berlangsung saat Mesir bersiap untuk menjadi tuan rumah babak baru negosiasi gencatan senjata di Gaza serta pertukaran tahanan antara Israel dan Hizbullah.

Al-Sisi menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan Lebanon serta mendukung upaya bersama yang dilakukan oleh Mesir, Qatar, dan AS untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza.

BACA JUGA:Serangan Israel di Gaza Tewaskan 71 Warga Palestina dalam Sehari, Korban Capai 40.405

BACA JUGA:Biden Pantau Ketat Konflik Israel-Lebanon, Serangan Udara Meningkatkan Ketegangan Regional

Al-Sisi juga menyoroti kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza dan menekankan perlunya proses politik yang komprehensif untuk membangun negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara demi menjaga stabilitas regional jangka panjang.

Jenderal Brown menyampaikan apresiasi AS atas peran sentral Mesir dalam mendukung stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan tersebut.

Brown juga menegaskan komitmen AS untuk melanjutkan kerja sama militer demi kepentingan bersama dan stabilitas regional.

Sementara itu, serangan udara Israel di Lebanon selatan semakin intensif, menyusul bentrokan lintas batas dengan Hizbullah yang dimulai sejak 8 Oktober 2023.

BACA JUGA:Ukraina Ungkap Kemungkinan Rusia Akan Diundang dalam Konferensi Kedua

BACA JUGA:Donald Trump Kritik Kebijakan Imigrasi Kamala Harris dan Peringatkan Dampaknya Bagi AS

Hizbullah telah meluncurkan ratusan rudal dan drone sebagai balasan atas pembunuhan salah satu komandannya, Fouad Shukr, di Beirut pada Juli lalu.

Ketegangan ini meningkat seiring dengan konflik di Gaza, di mana lebih dari 40.400 warga Palestina telah tewas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sumber: antara