Biden Pantau Ketat Konflik Israel-Lebanon, Serangan Udara Meningkatkan Ketegangan Regional

Biden Pantau Ketat Konflik Israel-Lebanon, Serangan Udara Meningkatkan Ketegangan Regional

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) bertemu di Tel Aviv, Israel pada 18 Oktober 2023. --ANTARA/Anadolu Agency

RADAR JABAR - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memantau dengan saksama perkembangan situasi di Israel dan Lebanon. Hal ini diungkapkan oleh Gedung Putih pada hari Sabtu (24/8), setelah Israel melakukan serangan udara di Lebanon sebagai tanggapan atas persiapan serangan besar-besaran oleh Hizbullah.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Sean Savett, menyatakan bahwa Biden telah berkoordinasi dengan tim keamanan nasionalnya sepanjang malam. Atas arahannya, pejabat tinggi AS terus berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka di Israel.

"Kami akan terus mendukung hak Israel untuk membela diri, kami akan tetap berupaya menjaga stabilitas regional," tambah Savett.

Seorang pejabat Israel pada hari Minggu (25/8) waktu setempat, menyebutkan bahwa mereka telah memberi tahu AS mengenai perkembangan serangan terhadap Lebanon. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga dilaporkan berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, membahas pertahanan Israel terhadap serangan Hizbullah Lebanon.

BACA JUGA:Ukraina Ungkap Kemungkinan Rusia Akan Diundang dalam Konferensi Kedua

BACA JUGA:Donald Trump Kritik Kebijakan Imigrasi Kamala Harris dan Peringatkan Dampaknya Bagi AS

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, mengonfirmasi bahwa Austin menegaskan komitmen kuat AS untuk mendukung pertahanan Israel terhadap serangan dari Iran dan sekutunya.

"Menteri Austin memastikan komitmen teguh AS untuk pertahanan Israel dalam menghadapi berbagai serangan oleh Iran dan mitra regional maupun proksinya," ujar juru bicara Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan.

Serangan ini meningkatkan potensi perang regional, di tengah perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tawanan yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa serangan udara menargetkan posisi Hizbullah yang bersiap melakukan serangan besar terhadap Israel. Ia juga memperingatkan penduduk Lebanon di selatan Sungai Litani untuk segera mengungsi.

BACA JUGA:Ancaman Bom Melalui Surel Menargetkan Lebih dari 100 Lembaga Yahudi di Kanada

BACA JUGA:Jaksa Korsel Bebaskan Ibu Negara dari Dakwaan Terkait Penerimaan Tas Mewah Dior

Sumber Anadolu melaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam 17 lokasi di Lebanon selatan, sementara saksi mata melaporkan peluncuran puluhan roket dan drone dari Lebanon ke Israel. Hizbullah mengklaim telah menyerang 10 lokasi di Israel utara.

Ini merupakan serangan paling intens sejak bentrokan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel dimulai pada 8 Oktober. Untuk alasan keamanan, otoritas Bandara Israel menunda penerbangan dari Bandara Ben Gurion dan menyarankan pelancong untuk memperbarui informasi jadwal penerbangan mereka.

Sumber: antara