AS Berulang Kali Ajukan Dialog Pengendalian Senjata, Rusia Sering Menolak

AS Berulang Kali Ajukan Dialog Pengendalian Senjata, Rusia Sering Menolak

Potret prajurit-senivpetro-Freepik

RADAR JABAR - Amerika Serikat telah beberapa kali menawarkan Rusia untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai pengendalian senjata, namun sebagian besar tawaran tersebut ditolak. Hal tersebut disampaikan oleh Mallory Stewart, selaku Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk pengendalian senjata, Pencegahan, dan Stabilitas.

Ketika ditanya mengenai pandangannya tentang dialog pengendalian senjata antara AS dan Rusia, Stewart mengatakan bahwa terdapat tantangan persepsi di antara kedua negara.

BACA JUGA:Hamas Ungkap Netanyahu Seharusnya Ditahan, Bukan Diberi Kesempatan Berbicara

"Ini jelas tantangan persepsi di antara kami." ujar Stewart.

"Posisi yang kami rasakan dengan jelas adalah bahwa kami terus menawarkan, khususnya juga kepada China, agar terlibat dalam percakapan untuk mengurangi risiko yang tumbuh dalam hubungan kami," ujar Stewart, melanjutnya.

BACA JUGA:Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Mendesak Transparansi dari Bangladesh Terkait Penumpasan Protes

"Kami juga telah berulang kali menawarkan di masa lalu untuk juga terlibat pembahasan dengan Rusia, serta terlibat pembahasan dengan DPRK (Korea Utara). Sebagian besar tawaran kami telah ditolak," tambahnya.

Pada awal Juli, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menyatakan bahwa keputusan AS untuk menempatkan rudal jarak jauh di Jerman bertujuan merusak keamanan Rusia.

BACA JUGA:Bangladesh Minta Diplomat Asing untuk Tidak Mengeluarkan Pernyataan Terkait protes

Diketahui sebelumnya, pada Juni, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan bahwa Rusia tidak menghindari dialog dengan AS, tetapi menekankan bahwa pengendalian senjata strategis tidak bisa dipisahkan dari isu-isu lain yang harus dibahas bersama.

Dewan Keamanan Nasional AS sebelumnya menyatakan kepada Sputnik bahwa AS terbuka untuk pembicaraan dengan Rusia mengenai risiko nuklir dan pengendalian senjata, tetapi tidak mengaitkannya dengan konflik Ukraina.

Sumber: antara