Protes atas kedatangan Netanyahu, 400 Yahudi AS enggan tinggalkan Kongres
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan).--ANTARA/Anadolu/aa.
RADAR JABAR - Sekitar 400 demonstran berkumpul pada Selasa dan menolak meninggalkan gedung Kongres dalam aksi protes terhadap kedatangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Amerika Serikat.
Kelompok advokasi Yahudi Amerika, Jewish Voice for Peace, menyatakan bahwa mereka juga menolak pemerintahan Biden yang memasok senjata ke Israel untuk operasi militernya di Gaza.
BACA JUGA:Sebanyak 150 Warga Sipil Terpaksa Meninggalkan Khan Younis di Jalur Gaza
"Sekitar 400 Yahudi Amerika menandai kedatangan Netanyahu dengan menolak meninggalkan Kongres sampai pemerintah kita mendengarkan kehendak rakyat dan BERHENTI MEMBEKALI SENJATA ISRAEL!" tulis kelompok advokasi tersebut dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
Unggahan tersebut menampilkan gambar ratusan pengunjuk rasa yang duduk di lantai gedung Capitol dengan spanduk bertuliskan "Yahudi kepada Biden: Berhenti Memperlengkapi Senjata Israel," "Segera Gencatan Senjata," dan "Biarkan Gaza Hidup."
BACA JUGA:Jerman Imbau Peningkatan Upaya Internasional untuk Menghentikan Epidemi AIDS
"Sehari sebelum Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres dan beberapa hari sebelum pertemuannya dengan Presiden Joe Biden, kami di sini untuk menuntut embargo senjata SEKARANG. Kami menolak pajak kami terus digunakan untuk mendanai genosida," lanjut kelompok advokasi tersebut.
Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan, termasuk dengan Biden pada Kamis dan lawannya, Donald Trump, pada Jumat, serta untuk berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres pada Rabu malam.
BACA JUGA:Deklarasi Faksi Palestina Desak Penghentian Segera Pengepungan Terhadap Rakyat Palestina
Awal bulan ini, Israel dan Hamas melanjutkan pembicaraan tentang gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pengembalian sandera Israel.
Pembicaraan ini telah dibekukan sejak Mei ketika Biden mengumumkan rencana untuk kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera.*
Sumber: antara