Slovenia Menunda Keputusan untuk Mengakui Palestina
Semakin besarnya pengakuan terhadap Palestina sebagai negara akan mengucilkan Israel dan sekutu-sekutunya. --ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
RADAR JABAR - Partai oposisi utama di Slovenia mengajukan mosi yang meminta referendum terkait keputusan pengakuan negara Palestina yang merdeka, pada Senin (3/6). Langkah ini kemungkinan akan menunda pemungutan suara di parlemen terkait hal tersebut.
Pemerintah Slovenia minggu lalu mendukung mosi untuk mengakui Palestina, dan parlemen dijadwalkan untuk menyetujuinya pada hari Selasa (4/6). Namun, sebelum keputusan tersebut diambil, Partai Demokratik Slovenia (SDS), partai oposisi, mengajukan mosi.
BACA JUGA:Trump Siap Dipenjara Jika Terbukti Bersalah Dalam Kasus 'Hush Money'
Janez Jansa, pemimpin SDS, menyatakan bahwa pengakuan tersebut dapat merugikan negara dalam jangka panjang dan mengumumkan permintaan mereka untuk mengadakan referendum.
Menteri Luar Negeri, Tanja Fajon, mengkritik langkah tersebut sebagai palsu, menyatakan bahwa mereka yang mendukung perdamaian juga harus mendukung solusi dua negara. Koalisi yang berkuasa, yang memiliki mayoritas suara di parlemen, diperkirakan akan menolak usulan referendum ini.
Pemerintah Slovenia telah mengevaluasi pengakuan terhadap Negara Palestina dalam sidang yang digelar minggu lalu.
BACA JUGA:Tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Jemaah Haji Diberi Air ZamZam Secara Gratis
Perdana Menteri Robert Golob menginformasikan kepada media bahwa mereka telah memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat dalam batas-batas yang ditetapkan pada tahun 1967, sesuai dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.
Golob juga menyatakan bahwa keputusan ini akan diteruskan ke parlemen untuk mendapatkan dukungan dari para anggota parlemen. Selain itu, pada 28 Mei, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia juga telah secara resmi mengakui Palestina.
Sumber: antara