Hari Kedua Pelaksanaan PPDB, SMAN 2 Cimahi Diserbu Orang Tua Calon Siswa

Hari Kedua Pelaksanaan PPDB, SMAN 2 Cimahi Diserbu Orang Tua Calon Siswa

Pelaksanaan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru--Istimewa

RADAR JABAR-Pelaksanaan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA, SMK dan SLB 2024 di Jawa Barat di hari kedua masih belum berjalan lancar. Pasalnya, hampir semua calon siswa kesulitan untuk mengakses aplikasi sapawarga.

Pendaftaran PPDB Jabar 2024 tahap 1 sendiri sudah dibuka mulai Senin, 3 Juni 2024. Khusus tingkat SMA/SMK/SLB, pendaftaran PPDB dapat dilakukan melalui aplikasi Sapawarga. Aplikasi yang dibuat Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) ini dapat diunduh di Play Store maupun App Store.

Sulitnya mengakses laman tersebut disinyalir karena terkendala jaringan. Bahkan, karena ada kendala tersebut, pada hari pertama PPDB, tak seorang calon siswa pun yang bisa mendaftar melalui online. Akibatnya, orang tua bersama calon siswa lebih memilih mendatangi langsung sekolah yang dituju. 

Seperti yang terjadi di SMAN 2 Cimahi, hingga pukul 10 pagi sudah ada sebanyak 50 calon siswa yang mengambil nomor antrian meminta bantuan kepada pihak sekolah untuk dibantu mendaftar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PPDB SMAN 2 Cimahi, Uus Suhara M.Pd. mengakui memang pada hari pertama dan kedua pendaftaran PPDB secara online masih mengalami gangguan. Menurutnya, kendala tersebut terjadi di seluruh sekolah yang ada di Jabar. 

”Tiap tahun memang biasa, awal memang ada kendala, tapi tidak terlalu lama biasanya jam 09.00 atau 10.00 WIB sudah lancar,” terangnya, kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya di SMAN 2 Cimahi,  Jalan KPAD Sriwijaya IX No.45A, RT.08/RW.16, Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Selasa (4/6).

Dia menilai, terjadinya web sulit diakses tersebut menandakan adanya kekurangsiapan dari pihak Disdik Jabar terutama dari tim aplikasi. Sebab, lanjutnya, jika tim aplikasi sudah siap maka kendala web sulit diakses tidak akan terjadi.

”Kalau mereka sudah siap, tentunya sudah diantisipasi sebelum proses pendaftaran PPDB dimulai. Kalau satu dua sekolah (ada kendala) itu wajar, tapi ini kan di semua sekolah yang ada di Jabar,” terangnya. 

”Untuk hari pertama bisa disebut gagal, karena tidak ada satu pun calon siswa yang bisa mendaftar,” imbuhnya.

Untuk membantu para orang tua calon siswa, pihaknya pun menyiapkan petugas atau panitia PPDB sekolah yang siap melayani dan memberikan informasi terkait kendala yang terjadi dan juga membantu pendaftar yang datang langsung ke sekolah. Terlebih, setiap tahun SMAN 2 Cimahi selalu menyiapkan petugas yang membantu pendaftaran secara offline. 

”Kan ada tiga tahapan, mereka ada yang mendaftar sendiri, datang langsung ke sekolah karena perlu bantuan dan ada memang karena mereka betul-betul tidak punya fasilitas, sehingga kita bantu dengan menyiapkan petugas,” paparnya.

Dia mengaku, pihaknya bakal terus memberikan pelayanan kepada para orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya sampai kondisi website PPDB normal. 

”Terakhir tadi yang datang sudah sampai 50 lebih, kita layani dengan mengarahkan dan membantu agar bisa masuk web. Hari ini sudah mulai ada yang mendaftar cuma lemot sekali. Tapi minimal sudah bisa di akses beberapa orang,” bebernya.

Uus mengaku, saat ini pihak sekolah pun dianjurkan untuk membantu menyiapkan langsung lab multimedia yang akses internetnya lebih bagus.

”Kita memang dianjurkan (membantu) dan barusan ada informasi dari pusat, kalau sekarang membludak dan jaringan masih lambat, maka sekolah harus membantu,” tandasnya. 

Dari pantauan di lapangan, tampak puluhan orang tua dan calon siswa memenuhi ruang panitia pendaftaran PPDB SMAN 2 Cimahi. Mereka sengaja datang kesekolah untuk mencari informasi gangguan yang terjadi serta meminta bantuan mendaftar.

Reva (35) salah satu orang tua calon siswa mengaku sengaja datang ke sekolah karena kebingungan tidak bisa mengakses laman https://PPDB.jabarprov.go.id atau Aplikasi Sapawarga.

”Saya datang langsung ke sekolah karena jaringan gak bisa diakses. Selain itu saya kurang ngerti dan takut salah,” kata perempuan yang tinggal di wilayah Jalan Jenderal Amir Machmud, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah itu. 

”Online mah ribet bikin deg-degan takut gak masuk karena susah. Jadi mending datang langsung ke sekolah buat mastin udah terdaftar atau belum,” sambungnya.

Semalam, lanjut Reva, dirinya sempat mendaftar melalui online, namun tidak muncul kode id-nya. ”Khawatir kalau gak datang langsung ke sekolah anak saya takutnya gak terdaftar. Kan jaringannya susah,” imbuhnya.

Lebih lanjut Reva menuturkan, alasan dirinya mendaftarkan anaknya ke SMAN 2 Cimahi lantaran berdasarkan zonasi alamat rumahnya dekat dengan sekolah. Namun, dia mengakui jika jalur zonasi membuat dirinya khawatir. 

”Kita juga bingung, SMA cuma ada beberapa di Cimahi dan  rumah juga lumayan jaraknya dari sekolah, takutnya ke geser. Yang paling takut mah itu,” ucapnya. (ziz)

***

Sumber: