Orang Paling Miskin Bukan yang Uangnya Sedikit, Ini 5 Level Kemiskinan yang Sebenarnya
5 Level Kemiskinan yang Sebenarnya-Ilustrasi/Pexels-
RADAR JABAR - Banyak orang yang merasa kaya, namun sejatinya dari segi finansial mereka miskin. Orang-orang yang merasa kaya, namun sebenarnya miskin, mirip dengan mereka yang sedang memegang sebuah bom waktu. Ketika suatu saat bom waktu itu meledak, maka mereka akan benar-benar jatuh miskin.
Tidaklah mengherankan melihat banyak orang yang tampaknya kaya tiba-tiba mengalami kejatuhan finansial dalam waktu singkat, karena pada hakikatnya mereka miskin, hanya terlihat kaya.
Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan pendapatan yang rendah, tapi juga lebih dari itu. Kami ingin mengajak kalian untuk melihat makna miskin dan kemiskinan dari sudut pandang finansial. Berikut adalah 5 level kemiskinan jika dilihat dari segi finansial dan gaya hidup.
Miskin Level 1
Selama ini banyak orang memahami bahwa kemiskinan terjadi ketika pendapatan kita terlalu rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Makna ini memang benar, ini adalah model kemiskinan tingkat pertama.
Orang-orang dalam model kemiskinan ini memiliki kualitas diri yang kurang baik, sehingga kemampuan mereka untuk mengumpulkan uang juga rendah. Meskipun mereka telah bekerja keras dan berusaha, tetapi jumlah uang yang mereka peroleh masih terbatas.
BACA JUGA:10 Kota Termiskin di Indonesia Pada 2024 Menurut Data BPS
Akibatnya, pendapatan yang diterima tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal mereka. Contohnya, jika mereka memiliki pendapatan Rp 1 juta, sementara kebutuhan rutin sehari-hari mereka mencapai Rp 1,2 juta atau Rp 1,5 juta, maka mereka tergolong dalam kelompok orang miskin.
Hal ini disebabkan karena pendapatan mereka lebih rendah dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok mereka. Jenis kemiskinan seperti ini, kami yakin semua orang akan sepakat, tidak akan ada perbedaan pendapat, semua akan menganggap mereka sebagai kelompok miskin.
Miskin Level 2
Ketika kita berbicara tentang kemiskinan tingkat kedua, banyak orang merasa kaya meskipun sebenarnya mereka miskin. Siapa saja yang tergolong dalam kemiskinan tingkat kedua ini? Mereka adalah orang-orang yang gaya hidupnya melebihi pendapatan mereka.
Misalnya, jika pendapatan bulanan kita adalah Rp5 juta, namun gaya hidup kita menghabiskan Rp7 juta bahkan Rp8 juta per bulan, itu berarti kita harus menggunakan hutang untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup tersebut. Sehingga, pendapatan Rp5 juta terasa kurang dan kadang-kadang kita terjebak dalam hutang.
Orang-orang yang gaya hidupnya melebihi pendapatan mereka adalah orang-orang yang sebenarnya miskin, tetapi mereka tidak menyadarinya. Mereka merasa kaya dan keren, meskipun sebenarnya mereka harus berhutang.
Jika situasi ini berlanjut tanpa perbaikan diri, suatu saat hutang akan menjadi belenggu bagi mereka. Karena pendapatan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup mereka, mereka terperangkap dalam hutang.
Miskin Level 3
Makna lain dari kemiskinan level ini adalah ketika total aset atau kekayaan kita sama dengan total hutang kita. Secara sederhana, begini contohnya, ada seseorang dengan pendapatan Rp10 juta per bulan, kemudian dia mengambil kredit rumah dengan cicilan Rp2 juta per bulan, dan membeli mobil dengan cicilan Rp3 juta per bulan. Praktis, uangnya tersisa Rp5 juta.
Jika dihitung, total asetnya berupa rumah dan mobil sekitar Rp500 juta. Namun, pada saat yang sama, total hutangnya juga sekitar Rp500 juta.
Sumber: