Hidayat Nur Wahid Harap Hakim MK Bertindak Adil dan Berani Tegakkan Kebenaran

Hidayat Nur Wahid Harap Hakim MK Bertindak Adil dan Berani Tegakkan Kebenaran

Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI--ANTARA/HO-MPR

RADAR JABAR - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid berharap para hakim Mahkamah Konstitusi (MK) benar-benar menjalankan keadilan dan kebenaran serta menolak intervensi ketika menangani kasus sengketa pemilu yang sedang berlangsung.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi hakim MK untuk menjalankan kebenaran dengan seadil-adilnya, khususnya dalam suasana bulan suci Ramadhan. Bagi umat Muslim, ia menekankan bahwa saat ini adalah periode untuk menjauhkan diri dari api neraka.

"Sekarang bola ada di Mahkamah Konstitusi. Dan MK, diisi oleh para hakim, bukan hanya beragama, tapi dipersyaratkan untuk juga menjadi negarawan," ujar Hidayat dalam sebuah pernyataan resmi yang diterbitkan di Jakarta pada hari Rabu (27/3).

BACA JUGA:Catat! Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Banten untuk Lebaran 2024

Menurutnya, putusan yang adil dan benar dari hakim MK akan diterima dengan baik oleh semua pihak, termasuk pihak yang kalah dalam perkara tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa pihak yang awalnya dianggap menang tetapi kemudian terbukti melakukan kecurangan, juga harus menerima keputusan itu dengan lapang dada.

"Karena itu penting untuk menghukumi dengan melaksanakan kebenaran dan keadilan, dengan mengoreksi kecurangan dan pelanggaran aturan hukum, serta benar-benar berlaku yang independen," tambahnya.

Ia menyatakan bahwa upaya untuk melawan kecurangan dalam pemilu melalui MK adalah bagian dari ketentuan konstitusi, yang harus dihormati oleh semua pihak.

BACA JUGA:Klaim Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Ganjar Tolak dan Pilih Berada di Luar Pemerintahan

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyadari bahwa pemilu telah berakhir, tetapi masih ada masalah yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu, menurutnya, PKS menggunakan hak konstitusionalnya untuk memperjuangkan keadilan melalui mekanisme yang ada.

Ia juga mengajak masyarakat untuk merespons dinamika politik yang terjadi selama bulan Ramadhan sebagai kesempatan bagi semua pemeluk agama untuk bangkit dari kondisi sebelumnya.

Selain itu, ia menyatakan bahwa masyarakat harus menghargai keberagaman dalam segala hal, termasuk seni budaya, orientasi politik, dan keberagaman agama, yang pada akhirnya berkontribusi besar dalam menjaga harmoni dalam kehidupan bersama, baik dalam bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, terutama setelah pemilihan umum lima tahunan yang baru saja berlangsung.*

Sumber: antara