Dwikorita: Dampak Buruk dari Hidrometeorologi Ekstrem Dapat Diredam Melalui Inisiatif Early Warning for All

Dwikorita: Dampak Buruk dari Hidrometeorologi Ekstrem Dapat Diredam Melalui Inisiatif Early Warning for All

Dwikorita Karnawati--Foto: Dok Humas BMKG

RADAR JABAR - Dwikorita, dalam laporannya menyebut bahwa pemanasan global sedang berlangsung dengan cepat. Diterangkan bahwa Tahun 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat, dan berbagai indikator utama iklim juga mencatat rekor yang terpecahkan.

"Persoalan ini harus menjadi perhatian kita bersama, seluruh negara tanpa terkecuali. Jumlah kejadian cuaca ekstrem yang memicu bencana hidro-meteorologi basah dan kekeringan yang makin sering, serta intensitasnya makin meningkat tajam. Hal ini tentu sangat berbahaya karena mengancam keberlangsungan hidup generasi yang akan datang," imbuhnya.

Lebih lanjut Dwikorita menegaskan bahwa dampak buruk dari bencana hidrometeorologi ekstrem dapat diredam di setiap negara melalui upaya menjaga lingkungan bersama serta memberikan layanan peringatan dini melalui inisiatif Early Warning for All.

 

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem! Ini 12 Daerah di Indonesia Berstatus Siaga dan Waspada Menurut BMKG

 

Menurutnya, kerjasama antar negara diantaranya dengan mengintegrasikan kebijakan dan tindakan untuk selalu menjaga/mengelola lingkungan yang terkait dengan air dan iklim, aksesibilitas dan kualitas air, serta inisiatif Early Warning for All (EW4LL), diharapkan dapat memperbaiki kondisi bumi kekinian hingga masa depan, yang tengah mengalami krisis.

"Saya optimistis kerjasama ini akan berdampak besar jika kita semua (negara-negara-red) berkomitmen menjaga keberlangsungan bumi demi anak cucu di masa mendatang," pungkasnya.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke New York, Amerika Serikat, Dwikorita juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Majelis Umum PBB, H.E Mr Dennis Francis. Pertemuan tersebut membahas isu pentingnya pengelolaan air secara global karena memberikan pengaruh secara luas pada berbagai aspek kehidupan.

 

BACA JUGA: Tingginya Minat Masyarakat, PT KAI Commuter Persiapkan Layanan Angkutan Lebaran 2024 Untuk Pemudik Lokal

 

Dwikorita dengan didampingi oleh Perwakilan Tetap Indonesia di PBB, juga melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Insfrastruktur dan Air Kerajaan Belanda, H.E Mr Jaap Slootmaker dengan pokok bahasan peluang kerjasama antara Indonesia dan Belanda di bidang hidrologi, termasuk terkait rencana pembentukan Centre of Excellence on Water and Climate Resilience di Indonesia. (*)

Sumber: