7 Hal yang Paling Ditakuti oleh Kepribadian Paling Langka INFJ

RADAR JABAR - Kepribadian INFJ atau Advocate adalah salah satu tipe Kepribadian yang paling langka dalam tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Mereka sering dianggap sebagai orang yang empatik, pemikir yang mendalam, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

Namun, di balik kepribadian yang kuat ini, INFJ juga memiliki ketakutan dan kecemasan yang kadang-kadang sulit untuk diungkapkan.

Berikut 7 hal yang paling ditakuti oleh kepribadian INFJ dan bagaimana mereka bisa mengatasi ketakutan tersebut:

1. Kekhawatiran akan Tidak Dapat Mencapai Potensi Maksimal

Salah satu hal yang paling ditakuti oleh INFJ adalah kekhawatiran akan gagal mencapai potensi maksimal dalam hidup mereka.

Mereka memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri dan sering merasa frustrasi jika merasa bahwa mereka tidak dapat mencapai apa yang mereka anggap sebagai kesuksesan.

Untuk mengatasi kecemasan ini, INFJ perlu belajar untuk menghargai pencapaian kecil dan mengingat bahwa proses pembelajaran dan pertumbuhan adalah bagian alami dari perjalanan hidup.

 

BACA JUGA:Ikuti 8 Kebiasaan untuk Introvert Agar Lebih Bahagia

 

2. Rasa Takut Akan Penolakan dan Pertentangan

INFJ cenderung sensitif terhadap perasaan orang lain dan berusaha untuk menjaga harmoni dalam hubungan. Oleh karena itu, mereka sering takut akan penolakan dan pertentangan. Mereka cenderung menghindari konflik dan mengorbankan kebutuhan mereka sendiri demi mempertahankan perdamaian.

Namun, penting bagi INFJ untuk belajar bahwa konflik adalah bagian normal dari interaksi manusia dan bahwa belajar berkomunikasi dengan jujur ​​dan terbuka adalah keterampilan yang sangat berharga.

3. Kecemasan akan Kesendirian dan Tidak Diterima

Meskipun INFJ dapat tampak ekstrovert dalam interaksi sosial, mereka pada dasarnya adalah introvert yang merasa terhubung dengan dunia internal mereka. Kecemasan akan kesendirian dan tidak diterima oleh orang lain adalah hal yang sering menghantui pikiran INFJ.

Untuk mengatasi kecemasan ini, mereka perlu membangun hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang-orang yang mereka percayai, serta memperkuat hubungan dengan diri mereka sendiri melalui refleksi dan meditasi.

 

Sumber: