Sejarah Ajaran Wahabi dan Konspirasi Campur Tangan Yahudi di Dalamnya

Sejarah Ajaran Wahabi dan Konspirasi Campur Tangan Yahudi di Dalamnya

Sejarah ajaran wahabi di jazirah Arab-Kolase: Ibnu Saud di Arab Saudi pada 1911 dan aksi kelompok NU menolak paham wahabi-

RADAR JABAR – Kita pasti pernah mendengar umat lain yang sering menuduh seseorang Wahabi pada umat muslin lain yang mempunyai perbedaan pendapat. Ternyata ada percampuran tangan orang Yahudi dalam sejarah ajaran Wahabi ini.

Wahabi adalah salah satu interpretasi yang dibangun oleh Muhammad bin Abdul Wahab, yang dinisbahkan atas nama ayahnya, Abdul Wahab, bukan atas namanya sendiri.

Hal ini dilakukan atas kesepakatan ulama agar umat Islam tidak bingung antara pemahaman Muhammad bin Abdul Wahab dan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Muhammad bin Abdul Wahab disebut memiliki kelemahan ingatan dan cacat bicara, dan bahkan ayah dan kakaknya meragukan kewarasannya.

Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab dipengaruhi secara signifikan oleh ajaran Ibnu Taimiyah yang memiliki pemahaman mujassimah. Setelah melakukan perjalanan dan belajar di Basrah dengan guru bernama Syekh Muhammad Al-Majmui, yang sebenarnya bernama Mr Hamper, seorang Yahudi yang menyamar sebagai ulama. Dalam proses pembelajaran itu Muhammad bin Abdul Wahab sangat terpengaruh.

BACA JUGA:Selain dalam Injil dan Taurat, Kedatangan Nabi Muhammad Tertulis di Kitab Suci Hindu Weda

Mr. Hamper adalah ahli bahasa Arab, Turki, dan Parsi serta telah lama mempelajari Islam, mengasuh Muhammad bin Abdul Wahab dengan memberinya hadiah mut'ah berupa dua agen perempuan Yahudi yang menyamar sebagai muslimah.

Dengan bantuan mereka, Yahudi tersebut dengan mudah mengarahkan Muhammad bin Abdul Wahab untuk menerima pemahaman baru yang sesuai dengan agenda mereka. Setelah kembali ke kampung halamannya, Muhammad bin Abdul Wahab malah diusir oleh ayahnya sendiri, seorang ulama Sunni yang mengikuti aliran Sunnah wal-Jamaah.

Setelah diusir oleh ayahnya, Muhammad bin Abdul Wahab terus menyebarkan ajarannya di seluruh wilayah Najd, yang sekarang dikenal sebagai Arab Saudi. Perjuangan ini dipantau oleh Mr. Hamper sendiri dan didukung oleh pemerintah Inggris.

Sejarah Kekejaman Kelompok Wahabi

Pada tahun 1747 Masehi, Muhammad bin Abdul Wahab membawa misi dakwah kepada para pemimpin Arab. Di sana, dia bertemu dengan Muhammad bin Saud, yang merupakan keturunan Yahudi asli. Keduanya bergabung untuk mengembangkan ajaran Wahabi.

BACA JUGA:Fakta Sejarah Mengapa Orang Yahudi Meludah Ketika Lewat Umat Kristen, Berawal dari Persekusi Masa Lalu

Salah satu prinsip ajaran Wahabi adalah bahwa siapa pun yang tidak mengikutinya dianggap sesat dan kafir, sehingga darah dan harta mereka halal untuk dirampas sesuai fatwa Wahabi. Oleh karena itu, orang-orang yang tidak mengikuti Wahabi akan dibunuh dan harta mereka dirampas.

Kelompok Wahabi ini melancarkan perang di dalam dan di luar wilayah Arab Saudi, termasuk di Yaman, Hijaz, sekitar Suriah, dan Irak. Mereka membantai 300 lelaki di wilayah kota Al-Azhar dan merampas harta mereka.

Pasukan Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahhab terus melakukan kekejaman di seluruh wilayah Arab. Mereka menetapkan bahwa siapa pun yang tidak taat pada ajaran mereka wajib mengikuti baiat, dan siapa pun yang melawan akan dibunuh serta harta miliknya dirampas.

Diantara umat Islam, banyak yang menjadi korban pembunuhan oleh pasukan ini, termasuk keturunan Rasulullah SAW. Namun, beberapa keturunan Rasulullah SAW berhasil melarikan diri ke Malaysia dan Indonesia.

Sumber: senja islami