Menlu AS Lakukan Kunjungan Keempat Kalinya ke Timur Tengah

Menlu AS Lakukan Kunjungan Keempat Kalinya ke Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken (kiri) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan).--Xinhua via Antara

RADAR JABAR - Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Kamis (4/1) waktu setempat, melakukan kunjungan keempatnya ke Timur Tengah sejak tanggal 7 Oktober. kunjungan tersebut mencakup dua kunjungan ke Eropa, demikian diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada hari Jumat.

Selama lawatannya, Blinken akan berkunjung ke beberapa negara, termasuk Turki, Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Tepi Barat, dan Mesir. Tujuannya adalah untuk melakukan pertemuan dengan mitra internasional guna mendiskusikan "berbagai isu penting," menurut pernyataan juru bicara Departemen, Matthew Miller kepada para jurnalis.

Menurut Miller, salah satu agenda utama Blinken adalah membahas langkah-langkah mendesak untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Gaza.

BACA JUGA:Setelah Punya Banyak Cadangan Minyak, Arab Saudi Temukan Tambang Emas di Mekah

Miller juga menyatakan bahwa Blinken akan mengevaluasi serangan militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Hamas, yang masih berlangsung hingga saat ini.

Selain itu, Miller menyebutkan bahwa agenda Blinken lainnya termasuk upaya pembebasan sandera yang masih ditahan dan strategi untuk mencegah serangan oleh Houthi di Laut Merah.

Di Turki, Blinken direncanakan akan membahas kerjasama regional, termasuk langkah-langkah terakhir dalam proses ratifikasi Turki atas keanggotaan Swedia di NATO.

BACA JUGA:Banyak Tunjangan! Pemerintah Korea Selatan Salurkan Tunjangan Rp7,4 Juta Per Bulan untuk si Introvert Hangout

Saat berada di Yunani, fokus Blinken akan tertuju pada dukungan untuk Ukraina dan upaya menjaga keamanan maritim di wilayah tersebut.

“Kami tak beranggapan setiap pembicaraan dalam lawatan ini bakal mulus. Jelas nanti ada masalah-masalah pelik yang dihadapi setiap kawasan dan pilihan-pilihan sulit," ujar Miller.

“Tetapi Pak Menlu percaya adalah tanggung jawab AS untuk memimpin upaya diplomatik guna menjawab semua tantangan itu, dan dia siap melakukannya nanti." tambahnya.*

Sumber: