Mengenal Ulama Su' Sebagai Ulama Paling Jahat yang Bisa Picu Perang Sesama Umat Islam

Mengenal Ulama Su' Sebagai Ulama Paling Jahat yang Bisa Picu Perang Sesama Umat Islam

Mengenal Ulama Su' Sebagai Ulama Paling Jahat-RJ-

BACA JUGA:Segera Sadari! 6 Hewan Ini Dilarang Dipelihara dalam Islam

Berbeda dengan pandangan ekstrimis, seperti contohnya, "Orang Kafir dilarang tinggal di pemukiman mayoritas muslim." Hal itu merupakan aturan ekstrim dan memaksa demi ego pribadi dan kelompoknya sendiri. Padahal, siapapun berhak tinggal di wilayah manapun selama mematuhi aturan setempat.

Selain berpemahaman ekstrimis, ulama su' juga bisa memiliki pandangan liberal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini juga bisa memicu konflik antara umat islam yang memiliki pandangan liberal dengan umat yang memegang teguh imannya kepada Allah SWT.

Secara halus, ulama su’ akan menyatakan bahwa Islam di suatu tempat berbeda dengan Islam di tempat lain atau mengklaim bahwa Islam di satu tempat sudah tidak murni, sementara Islam di tempat lain masih murni, tanpa memberikan bukti konkret.

Mengikuti fatwa dan pendapat ulama adalah bagian penting dalam memahami agama Islam. Namun, dalam menghadapi bahaya ulama su’, perlu berhati-hati dan bijaksana dalam menerima fatwa dan pendapat mereka.

Penting untuk memeriksa dalil-dalil yang digunakan, kredibilitas ulama tersebut, latar belakang keilmuannya, dan memastikan kesesuaian fatwa dengan prinsip-prinsip Islam yang telah ditetapkan. Selain itu, membandingkan fatwa dengan pendapat ulama lain yang berseberangan juga dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif.

Konsultasikan dengan ulama yang bisa merangkul semua aliran dan terbuka dengan pemikiran-pemikiran baru. Kesimpulannya, dalam menghadapi bahaya ulama su’ di akhir zaman, umat Islam perlu mengikuti nasihat ulama yang benar-benar ulama, yaitu ulama yang menggunakan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari, bukan ulama yang hanya berbicara di atas mimbar tetapi dirinya sendiri tidak melakukan apa yang ia perintah.

Umat Islam harus senantiasa mengutamakan kesatuan dan persatuan dalam menjalankan ajaran agama. Tetapi, tetap tegas mempertahankan ajaran sesuai prinsip-prinsip syariat Islam.

Perbedaan pandangan dan pendapat di antara ulama dan umat tidak boleh menjadi pemecah belah yang merusak keharmonisan umat Islam. Keterbukaan dialog dan sikap saling menghormati perlu dikedepankan agar umat Islam dapat bersatu dalam menghadapi tantangan dan memperjuangkan kebaikan bersama.

Sumber: