5 Ciri Trauma pada Anak Akibat Perceraian Orang Tua

5 Ciri Trauma pada Anak Akibat Perceraian Orang Tua

5 Ciri Trauma pada Anak Akibat Perceraian Orang Tua--Pixabay

RADAR JABAR- Perceraian dalam sebuah keluarga dapat memiliki dampak emosional yang signifikan, terutama pada anak-anak.

Anak-anak cenderung rentan terhadap trauma akibat perubahan besar dalam lingkungan keluarga mereka.

Dalam artikel ini, radarjabar.disway.id akan menjelajahi lima ciri umum yang dapat menjadi tanda-tanda trauma pada anak akibat perceraian orang tua.

 

1. Perubahan dalam Perilaku:

 

Anak yang mengalami trauma akibat perceraian seringkali menunjukkan perubahan dalam perilaku mereka.

Mereka mungkin menjadi lebih terpencil, agresif, atau malah menarik diri dari interaksi sosial. Perubahan drastis ini bisa mencakup penurunan prestasi sekolah, hilangnya minat pada aktivitas yang biasa mereka nikmati, atau munculnya kecenderungan menyendiri.

 

2. Masalah Emosional:

 

Trauma perceraian dapat memicu masalah emosional pada anak, seperti kecemasan, depresi, atau perasaan bersalah.

Mereka mungkin mengalami kesulitan mengungkapkan perasaan mereka secara verbal dan lebih cenderung menunjukkan emosi mereka melalui perilaku atau ekspresi non-verbal.

 

3. Perubahan dalam Kinerja Akademis:

 

Perceraian orang tua dapat memengaruhi kinerja akademis anak. Anak-anak yang mengalami trauma seringkali kesulitan berkonsentrasi, mempertahankan motivasi untuk belajar, atau bahkan hadir secara teratur di sekolah.

Kurangnya dukungan emosional dan stabilitas dalam lingkungan keluarga dapat menjadi faktor yang berdampak negatif pada prestasi akademis mereka.

 

4. Hubungan Sosial yang Bermasalah:

 

Anak-anak yang mengalami Trauma perceraian mungkin mengalami kesulitan membina hubungan sosial yang sehat.

Mereka bisa menjadi lebih penutup atau sulit mempercayai orang lain. Rasa takut kehilangan, ditolak, atau ditinggalkan dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa.

 

5. Kecenderungan Menginternalisasi Konflik:

 

Beberapa anak mungkin cenderung menginternalisasi konflik yang terjadi antara orang tua mereka. Mereka mungkin merasa bersalah atas perceraian tersebut dan menyalahkan diri sendiri.

Hal ini bisa mengarah pada rendahnya harga diri dan persepsi yang tidak sehat tentang hubungan antar pribadi.

 

 

Kesimpulan

Mengenali ciri-ciri trauma pada anak akibat perceraian orang tua adalah langkah penting untuk memberikan dukungan yang sesuai.

Komunikasi terbuka, dukungan emosional, dan pencarian bantuan profesional dapat membantu anak-anak mengatasi trauma ini dan membangun kembali stabilitas emosional mereka.

Perceraian mungkin merupakan perubahan yang sulit, tetapi dengan perhatian dan dukungan yang tepat, anak-anak dapat melewati masa sulit ini dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh.

Sumber: