10 Ciri-Ciri Anak Trauma Akibat Sering Melihat Orangtua Bertengkar

10 Ciri-Ciri Anak Trauma Akibat Sering Melihat Orangtua Bertengkar

Ciri-Ciri Anak Trauma Akibat Sering Melihat Orangtua Bertengkar--Istimewa

RADAR JABAR - Pertengkaran yang sering terjadi antara orang tua dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan psikologis anak.

Anak-anak yang terus-menerus terpapar pada ketegangan dan konflik dapat mengalami trauma emosional yang memengaruhi perkembangan mereka.

Berikut adalah ciri-ciri yang mungkin muncul pada anak yang mengalami trauma akibat seringnya pertengkaran orang tua.

 

1. Ketidakamanan dan Kecemasan yang Berlebihan

Anak-anak yang sering menyaksikan pertengkaran orang tua cenderung merasa tidak aman dan cemas.

Mereka mungkin mengembangkan ketidakpastian terhadap lingkungan sekitar dan selalu waspada terhadap potensi konflik. Kecemasan yang berlebihan ini dapat menghambat perkembangan kesejahteraan emosional mereka.

 

2. Rasa Bersalah yang Mendalam

Anak-anak sering menyalahkan diri sendiri atas pertengkaran orang tua. Mereka mungkin merasa bahwa pertengkaran itu terjadi karena kesalahan atau kegagalan mereka, meskipun kenyataannya tidak demikian.

Rasa bersalah yang mendalam ini dapat merugikan perkembangan positif anak dan meninggalkan bekas yang sulit diatasi.

 

BACA JUGA:7 Dampak Buruk Orangtua Bertengkar di Hadapan Anak

 

3. Keterbatasan dalam Pembentukan Hubungan yang Sehat

Pertengkaran orang tua dapat mempengaruhi cara anak melihat dan membentuk hubungan di kemudian hari.

Mereka mungkin kesulitan mempercayai orang lain dan membangun hubungan yang sehat karena terbiasa dengan ketegangan dan konflik di lingkungan keluarga mereka.

 

4. Gangguan Konsentrasi dan Performa Akademis Menurun

Stres yang timbul dari pertengkaran orang tua dapat menghambat konsentrasi anak, yang pada gilirannya memengaruhi performa akademis mereka.

Anak-anak mungkin sulit untuk fokus pada tugas-tugas sekolah mereka ketika pikiran mereka terus-menerus dipenuhi oleh konflik di rumah.

 

5. Penghindaran Konflik dan Isolasi Diri

Anak-anak yang mengalami trauma akibat pertengkaran orang tua cenderung menghindari konflik dan isolasi diri. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau takut menghadapi konfrontasi, sehingga cenderung menutup diri dari interaksi sosial yang sehat.

 

BACA JUGA:7 Tips Mengatasi Kebosanan dalam Hubungan

 

6. Perilaku Agresif atau Pemberontakan

Sumber: