39 Tahanan Palestina Telah Dibebaskan dari Penjara Ofer Israel

39 Tahanan Palestina Telah Dibebaskan dari Penjara Ofer Israel

39 Tahanan Palestina Telah Dibebaskan dari Penjara Ofer Israel-Kendaraan milik transportasi Komite Palang Merah Internasional melepaskan sandera menuju penyeberangan Rafah di Jalur Gaza Selatan hari Jumat (24/11)-ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa

Radar Jabar – Sekitar 39 tahanan Palestina telah dibebaskan dari penjara Ofer Israel yang berlokasi di dekat Kota Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11). Menurut laporan setempat, pembebasan ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimediasi oleh Qatar.

 

Laporan koresponden Xinhua yang ada di lokasi sebagaimana dikutip dari Antara menyebut para tahanan tersebut berangkat dari penjara Ofer menggunakan sebuah bus. Ke-39 tahanan Palestina ini termasuk 24 wanita serta 15 anak di bawah umur.

 

Gencatan senjata kemanusiaan sementara pertama antara kedua kubu yang terlibat konflik di Jalur Gaza tersebut dimulai hari Jumat (24/11). Tepatnya pukul 07.00 waktu setempat atau 12.00 WIB waktu Indonesia.

 

BACA JUGA:Brigade Al-Qassam Sebut Israel Akan Hentikan Aktivitas Militer Selama Jeda Kemanusiaan

 

Berdasarkan perjanjian gencatan senjata selama empat hari itu, Hamas akan membebaskan sedikitnya 50 sandera dari Gaza. Imbalannya adalah pembebasan sekira 150 tahanan Palestina dari penjara Israel.

 

Masih hari itu, kelompok pertama yang meliputi 13 sandera Israel dengan seluruhnya adalah anak-anak dan wanita, dikirim ke Gaza menuju Mesir.

 

Sejumlah helikopter militer lepas landas dari pangkalan Hatzeri untuk menerima para sandera, demikian menurut laporan media Israel.

 

BACA JUGA:Qatar Umumkan Jeda Kemanusiaan di Gaza Akan Dimulai Jumat

 

Pasca prosedur penerimaan awal, para sandera kemudian dialihkan ke rumah sakit guna bertemu lagi dengan anggota keluarganya.

 

Selain itu di hari yang sama, Hamas pun membebaskan 10 warga Thailand serta satu warga Filipina. Informasi ini sebagaimana pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar di akun media sosial X (dahulu bernama Twitter) beberapa jam sebelumnya.

Sumber: