Ekonom Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan pada Tahun 2023 Mencapai 0,65 Persen dari PDB
Defisit Transaksi Berjalan --Istimewa
RADAR JABAR - Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman , memprediksi bahwa neraca transaksi berjalan akan mengalami defisit terkendali pada tahun 2023, sebesar 0,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencatatkan angka defisit sebesar 0,99 persen dari PDB.
BACA JUGA: Branding UMKM oleh Mahasiswa PPM Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga
Meskipun demikian, defisit tahun 2023 tetap berada di bawah taman batas 3 persen dari PDB tahun 2022, menandakan kekuatan transaksi berjalan tersebut.
Menurut Faisal, penurunan ini terutama disebabkan oleh grafik pertumbuhan ekspor akibat penurunan harga komoditas , yang dipicu oleh melemahnya permintaan global di tengah tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan sentral bank yang sedang berlangsung.
Berdasarkan laporan dari Antara News, surplus neraca perdagangan diperkirakan akan bertahan lebih lama dibandingkan penurunan harga komoditas sebelumnya.
BACA JUGA: Komitmen Bangun Bisnis Berkelanjutan, Bank Mandiri Incar Rp5 Triliun dari Penerbitan Green Bond
RADAR JABAR - Permintaan dari China meningkat secara bertahap, sementara produksi minyak OPEC+ menurun, dan produksi beberapa komoditas pangan lainnya juga menurun. Penurunan ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Luar Biasa! Produk Olahan Petani Milenial Jawa Barat Mendunia
"Fakta yang menggembirakan, inflasi Indonesia pada bulan Mei 2023 telah mencapai 4 persen, kembali efektif ke kisaran target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 2 hingga 4 persen. Capaian ini memastikan keberhasilan menjaga perbedaan yang baik antara suku bunga acuan dan tingkat inflasi, sehingga instrumen keuangan Indonesia relatif lebih menarik dibandingkan dengan negara lain," ungkap Faisal.
Upaya untuk mempertahankan devisa hasil ekspor (DHE) dilakukan melalui pemanfaatan instrumen deposito valas berjangka yang disediakan oleh Bank Indonesia.
"Dalam keseluruhan analisis kami, devisa cadangan diperkirakan akan tetap pada tingkat yang memuaskan. Kombinasi dari penurunan harga komoditas secara bertahap dan penerapan instrumen untuk mempertahankan DHE secara efektif menstabilkan pada stabilitas ini," tambahnya.
Faisal juga memperkirakan perkiraannya bahwa cadangan devisa Indonesia akan mencapai kisaran antara 135 hingga 155 miliar dolar AS pada akhir 2023.
Sumber: