Penyesuaian Tarif Pelayanan Air Minum Dinilai Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi
Ilustrasi: Seorang pria tengah mengumpulkan air di wilayah Kecamatan Regol, Kota Bandung. -Kholid/Jabar Ekspres-
RADARJABAR.ID - Inflasi Kota Bandung menghkawatirkan, sebab pada 2022 lalu nilainya mencapai 7,54 persen.
Menurut informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, inflasi tak hanya karena kenaikan komoditas saja, melainkan sumbangan tertingginya disebabkan oleh penyesuaian tarif pelayanan air minum pada Desember 2022 lalu, yakni sebanyak 1,77 persen.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan meninjau ulang aturan Penyesuaian Tarif Pelayanan Air Minum dan Air Limbah yang mengalami penyesuaian pada Desember 2022 lalu itu.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan, akan mengeluarkan Keputusan Wali Kota (Kepwal) penundaan penyesuaian tarif Tarif Pelayanan Air Minum dan Air Limbah.
"Dalam waktu dekat kami menyiapkan kepwal penundaan tarif," ungkap Yana usai rapat koordinasi penanggulangan inflasi pada Selasa (24/1).
Diakui, selain penyesuaian tarif air minum, beberapa komoditas turut menjadi faktor penyumbang terjadinya inflasi yang kian merangkak naik.
"Beberapa komoditas penyumbang inflasi bulanan di Kota Bandung yakni bawang merah, tahu mentah, beras, dan cabai merah," ujar Yana.
Dia mengaku, pada 2023 ini, beberapa hal yang dinilai konkret sebagaimana di tahun lalu, maka Pemkot Bandung berupaya mengambil langkah bijak.
Adapun menekan inflasi antara lain, dengan melakukan operasi pasar dan bazar di 30 kecamatan dan di 151 kelurahan yang berkolaborasi bersama Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
"Kami melakukan pasar kreatif bekerja sama dengan 7 mal dan menggelar 10 pasar murah," papar Yana
"Selain itu, monitoring harga berbagai komoditas setiap minggu pada pasar tradisional dan pasar modern, serta berkoordinasi dan komunikasi dengan para distributor pangan," lanjutnya.
Yana menerangkan, guna memenuhi pangan sendiri, Kota Bandung telah menggalakkan program Buruan SAE.
Diketahui, Buruan SAE (Sehat, Alami dan Ekonomis) merupakan program urban farming terintegrasi yang digalakkan oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung.
Program tersebut ditujukan untuk menanggulangi ketimpangan permasalahan pangan yang ada di kota Bandung.
Sumber: