Libatkan 461 SD, Sebanyak 8.000 Peserta Ramaikan Festival Bandung Ulin

Libatkan 461 SD, Sebanyak 8.000 Peserta Ramaikan Festival Bandung Ulin

INTRUKSI: Peserta Festival Bandung Ulin yang notabene siswa sekolah tingkat dasar, fokus mengikuti intruksi saat memainkan alat musik angklung, di Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Kamis (3/11). (Nizar/Jabar Ekspres)--

BANDUNG - Pagelaran kebudayaan tahunan yang bertajuk Festival Bandung Ulin, kembali digelar, pada Kamis (3/11). Berlangsung di Sport Jabar Arcamanik, tercatat sebanyak 8.000 peserta turut meramaikan.

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung itu, pada tahun ini, hampir melibatkan total keseluruhan sekolah tingkat dasar (SD) di Kota Bandung, yakni 461 SD.

Hal demikian diungkapkan Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar di lokasi kegiatan. Menurutnya, kegiatan ini dalam rangka penerapan pendidikan karakter pada siswa sekolah.

"Yaitu mencintai budayanya. Hari ini seluruh satuan pendidikan di tingkat sekolah dasar tampil bersama-sama. Menampilkan apa yang jadi kearifan lokal Jabar," ungkap Hikmat.

"Jadi (kegiatan) ini, saya kira gebyar ini akan menjadi motivasi dan inspirasi bagi kita semua untuk melestarikan budaya kita," katanya.

Termasuk, katanya, peserta bakal memainkan permainan khas Sunda secara bersamaan. Dimana permainan-permainan tersebut, lanjut Hikmat, mengandung arti dan falsafah yang amat penting.

"Ada pesan-pesan moral dalam semua permainan itu, ada kolaborasi, kerjasama, saling menghargai, menghormati dan kreativitas ada di dalamnya," imbuhnya.

Lalu, selain penampilana kebudayaan, peserta Festival Bandung Ulin juga bakal melakukan pemecahan rekor 'kaulinan barudak' (permainan anak-anak), yakni permainan cingciripit, surser, dan perepet jengkol.

Berangkat dari hal tersebut, Hikmat mengharapkan, seluruh elemen masyarakat berperan untuk saling memberitahu antar sesama. Betapa hebatnya kebudayaan Sunda itu, serta ada pesan yang sangat luar biasa di dalamnya.

"Misalnya, ketika main egrang itu dituntut fokus harus bisa mengendalikan diri dalam segala hal baik jasmani maupun rohani," jelasnya.

"Semoga (kegiatan ini) akan memberikan oksigen buat anak-anak kita di masa yang akan datang. Mereka akan sayang kepada budayanya, sayang juga pada bangsanya," pungkasnya. (zar)

Sumber: