6 Enam Orang Hilang Terseret Arus Sungai di Bogor
Petugas gabungan saat mengevakuasi korban Andini yang hilang terseret arus sungai di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin 17 Oktober 2022-(Foto: Sandika Fadilah/Jabar Ekspres)-
BOGOR, RadarJabar - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sebanyak 6 orang hilang serta meninggal dunia terseret aliran sungai di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.
Akibat cuaca ekstrem, beberapa hari kebelakang wilayah Kabupaten Bogor mengalami hujan dengan intensitas yang tinggi yang mengakibatkan beberapa bencana alam seperti longsor, banjir dan angin kencang.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani mengatakan keenam korban tersebut hilang dan dinyatakan meninggal dunia di tempat yang berbeda.
"Untuk korban yang hilang terseret air ditemukannya di berbagai tempat ada yang di puncak, Jakarta dan Bekasi," kata Adam Hamdani kepada Jabar Ekspres, Senin, 17 Oktober 2022.
Sebelumnya telah dilaporkan empat siswa dari SMP IT Al Hikmah Kota Depok yang hilang terbawa arus air di Curug Kembar, Cisarua, kabupaten Bogor pada Kamis 13 Oktober 2022. Saat mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepimpinan (LDK).
Keempat siswa tersebut yakni, Tiara Taskin (13), Amira Hana (14) tahun , Raka Alfa (13) tahun dan Andini (15) tahun.
Kemudian berselang tiga hari pelajar dipuncak hilang, pada Sabtu 15 Oktober 2022. Seorang pelajar bernama Naufal Juli Saputra (15) tahun. Dinyatakan hilang terbawa arus sungai cileungsi saat bermain di Perum Limus Pratama Regency Cluster, Desa Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Di tempat yang berbeda juga Seorang anak warga Perumahan Gaperi RT 03 RW16, Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Shigeo Dhaffa Maulana (8) tahun dikabarkan hilang saat mencari kepiting di aliran sungai pada Sabtu 17 Oktober 2022.
"Semua korban alhamdulillah sudah ditemukan untuk hari ini Andini ditemukan dibelakang desa batulayang, lalu Shigeo Dhaffa ditemukan di Jakarta Timur dan untuk Naufal Juli Saputra ditemukan di Bekasi," tambahnya.
Adam Hamdani menambahkan, antisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang lagi harus adanya sosialisasi dari berbagai komponen baik dari instansi, dinas, pemerintah desa, RT dan RW serta sekolah.
"Harus ada perhatian dan pengawasan dari semua pihak, kalo anak kecil ketika hujan pasti ada daya tarik tersendiri untuk berenang,"imbuhnya
Dirinya pun mengimbau agar semua saling mengingatkan, dikarenakan cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Bogor terjadi hingga Januari 2023.
"Cuaca ekstrem lumayan panjang, puncaknya itu menurut BMKG dari bulan November sampai Januari. Jadi di antara bulan itu kurangi lah kegiatan outdoor,
yang di bantaran sungai sebaiknya mengungsi dulu, sebenernya dengan mereka berada di bantaran sungai itu sudah melakukan siaga sebenarnya," tungkasnya
Sumber: Jabar Ekspres