BPBD Akan Pasang Sensor untuk Antisipasi Bencana, Peneliti: Bagus Tapi Harus Berfungsi

BPBD Akan Pasang Sensor untuk Antisipasi Bencana, Peneliti: Bagus Tapi Harus Berfungsi

Pengendara melintas di dekat lokasi pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu - Foto : Sandika Fadilah/Jabar Ekspres--

BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor akan memasang sejumlah sensor di wilayah rawan bencana.

Dari catatan BPBD, ada tiga wilayah memiliki potensi diterjang bencana, yakni Kecamatan Sukajaya, Babakan Madang dan Kecamatan Gunung Putri.

"Sensor itu kami pasang untuk mengetahui tanda-tanda adanya bencana, seperti di Bojong Koneng kan sudah ada pergerakan tanah, kwatir ada susulan lagi, beberapa wilayah lainnya seperti Sukajaya dan gunung putri juga akan kita pasang," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hassan kepada Jabar Ekspres, Senin 10 Oktober 2022.

Sensor tersebut akan membantu BPBD mengetahui prediksi bencana yang dapat mengancam keselamatan warga.

“Jadi ketika ada tanda atau bunyi dari sensor itu kita bisa mengevakuasi lebih cepat,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan, ada 22 dari 40 kecamatan di antaranya memiliki potensi bencana tersebut dengan rentan bahaya menengah hingga tinggi.

"Dari 22 kecamatan itu kita akan berupaya untuk terus melakukan mitigasi bencana," kata Aris.

Deretan kecamatan tersebut yakni, Tanjungsari, Jonggol, Sukamakmur, Babakan Madang, Bojonggede, Cariu, Ciawi, Cibinong, Cigudeg, Cileungsi, Cisarua, Citeureup, Gunungsindur, Jasinga, Klapanunggal, Leuwisadeng, Megamendung, Nanggung, Parung, Sukajaya, Sukaraja, dan Tajurhalang.

Di tempat yang berbeda, Peneliti Ahli Utama Bidang Geoteknik pada Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Dr. Adrin Tohari mengapresiasi pemasangan alat sensor yang akan dipasang oleh BPBD di beberapa wilayah yang rawan bencana.

"Saya pikir hal bagus salah satu komponen mitigasi bencana, peringatan dini bencana agar masyarakat bisa antisipasi bencana," ujar Dr. Adrin Tohari.

Namun menurutnya Dr. Adrin Tohari BPBD Kabupaten Bogor harus pasti dan paham mengenai alat sensor yang akan dipasang tersebut, jangan sampai ketika dipasang tidak berfungsi.

"Harus dipastikan dulu sensornya itu apa karean sensor untuk pergerakan tanah lambat sama pergerakan tanah cepat tentu berbeda," tambahnya.

Untuk pemantauan pergerakan tanah jenis lambat (akibat kenaikan muka air tanah) harus dipasang alat takar hujan otomatis, sensor pengukuran muka air tanah (water level meter) dan sensor pergerakan tanah (ekstensometer).

Kemudian untuk pemantauan pergerakan tanah cepat (akibat perubahan kejenuhan/ kadar air tanah) harus dipasang diantara,
Alat takar hujan otomatis, sensor perubahan kejenuhan atau kandungan air di dalam tanah, sensor kadar air/ soil moisture sensor dan sensor pergerakan tanah (ekstensometer). (SFR)

Sumber: