Harga Bawang Merah Melejit, Pendapatan Pedagang Menukik

Harga Bawang Merah Melejit, Pendapatan Pedagang Menukik

Wiwi (45), seorang pedagang sayuran di Pasar Sehat Cileunyi, Kabupaten Bandung (baju kuning) tengah membungkus pesanan pembeli. -(MG1: Hilma Fajriani Audah/Jabar Ekspres)-

KAB. BANDUNG, RadarJabar - Harga bawang merah saat ini tengah mengalami perubahan. Secara bertahap, komoditas tersebut semakin merangkak naik.

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Sehat Cileunyi, Asep (38) mengaku, kenaikan harga bawang merah telah terjadi sejak sepekan ke belakang.

"Awalnya harga bawang merah per kilogram Rp24 ribu, satu Minggu kemarin mulai naik Rp4 ribu per kilonya," kata Asep, Minggu, 9 Oktober 2022.

Menurutnya, kenaikan harga bawang merah cukup mempengaruhi pada penjualan sebab berkurangnya pembeli, sehingga pendapatan setiap harinya Asep mengalami penurunan.

"Biasanya stok bawang merah sisa sedikit. Sekarang bawa barang 10 kilogram, kadang enggak habis kadang sisa setengahnya," ujarnya.

Diketahui, apabila melihat dari data Sistem Informasi Bahan Pokok dan Bahan Penting (SIBAPOKTING) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bandung, harga bawang merah naik 2,12 persen alias berada di kisaran harga Rp33 ribu sampai Rp34 ribu per satu kilogram.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya di Pasar Sehat Cileunyi, Wiwi (45) mengaku, menjual bawang merah seharga Rp32 ribu per satu kilogram.

"Alhamdulillah, harganya naik masih ada peminatnya, walaupun kadang enggak menentu setiap harinya," ucapnya.

"Kalau harga bawang putih masih normal, harganya enggak naik, tetap di harga Rp24 ribu per kilogram," tambah Wiwi.

Sementara itu, diketahui bahwa tanah air tengah dihadapkan dengan inflasi yang dampaknya cukup mempengaruhi sektor perekonomian.

Bahkan beberapa waktu ke belakang, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sorotan publik, sebab tak sedikit yang menolak dan mengeluhkan kebijakan tersebut.

Mengenai kondisi perekonomian saat ini, baik Asep maupun Wiwi menuturkan hal yang sama, mereka belum menerima bantuan pemerintah terutama dari program subsidi (BBM) jadi bantalan Bansos.

"Bantuan BLT (BBM) belum pernah menerima sama sekali," tutur Wiwi.

Dia berharap, agar pihak pemerintah bisa mengupayakan kestabilan harga komoditas, terutama sayuran yang menjadi kebutuhan pangan masyarakat.

Sumber: Jabar Ekspres