Angkat Bicara Soal Somasi Pelanggan, Manajemen Es Teh Indonesia Tekankan Sudah Berdamai
Perwakilan Manajemen Esteh Indonesia saat memberikan keterangan kepada wartawan di Main Office di Jalan Achmad Adnawijaya, Kota Bogor, Selasa (27/9) Malam. - Foto: Yudha Prananda / Jabar Ekspres--
BOGOR – Pasca menghebohkan dunia media sosial dibeberapa hari lalu, pihak Manajemen Es teh Indonesia akhirnya angkat bicara terkait banyaknya opini publik yang menyeret nama perusahaan penjual produk minuman asal Kota Bogor tersebut.
Es teh Indonesia menyatakan sudah berdamai dengan pemilik akun twitter @gandhoyy yang awal mulanya memantik sorotan publik atas unggahan cuitannya, dengan mengkritik rasa minuman Es teh Indonesia yang terlalu manis. Saking manisnya, dia menyebut bahwa minuman tersebut bisa menyebabkan diabetes massal.
Pernyataan itu secara tegas diungkapkan Tim Manajemen Es teh Indonesia saat jumpa pers di Main Office Es teh Indonesia yang berlokasi di Jalan Achmad Adnawijaya, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Selasa, 27 September 2022 Malam.
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pihak manajemen, awalnya seorang customer meluapkan kekesalannya saat membeli produk Esteh Indonesia varian Chizu Red Velvet dikarenakan minuman yang dibeli terlalu manis dan tidak sesuai dengan seleranya.
Namun costumer tersebut meluapkan kekesalan dengan kata-kata kasar dan menjelek-jelekkan brand Es teh Indonesia.
Bahkan didalam cuitanya secara gamblang menyebut informasi yang salah yaitu kandungan gula dalam minuman Es teh sebanyak 3 kilogram.
”Anj** lu ga kali ya itu bukan minuman tapi gula 3 kg di kocok sama sp bahan kue Tol* bet siapa sih yang bikin ni minuman bangst bangkrut ae lu mending daripada bocah kena diabetes masal," tulis @gandhoyy di akun Twitternya.
Head of Departement Marketing Es teh Indonesia Julyani Dewi menjelaskan, dalam menanggapi hal itu sebelum pihaknya melayangkan surat teguran kepada pemilik akun @gandhoyy tersebut, Es teh Indonesia sebagai pemilik brand sudah melakukan pendekatan persuasif sebagai upaya menyelesaikan persoalan itu.
Dengan langkah awal menanyakan kronologis kejadian dan mengarahkan untuk komplain sesuai prosedur perusahaan sebelum memberikan surat teguran.
Kemudian, Es teh Indonesia mengeluarkan surat teguran sebagai bentuk permintaan untuk menghapus cuitannya yang mengandung unsur pencemaran nama baik tersebut.
Dia menyebut, Es teh Indonesia tetap berkomitmen menerima saran serta kritik dari masyarakat agar dapat terus menjadi lebih baik.
“Sejauh ini kami sudah reachout dan selalu berdamai. Kami berinovasi dengan produk kami,” ungkap Dewi kepada wartawan didampingi Head of Departement HR, GA dan Legal, M. Reza Kusuma juga Head of Departement QHSE Luthfi.
Disamping itu, Dewi mengungkapkan bahwa beragam produk yang dikeluarkan Es teh Indonesia pada setiap kebun atau outletnya itu disesuaikan dengan riquest costumer sebelum melakukan transaksi pembayaran.
“Jadi kami sudah mengeluarkan pilihan normal sugar dan less sugar juga sudah ada. Pilihan itu sudah ada, sebelum adanya komentar yang di Twitter. Kami mendisplay pilihan itu di store kami, karena kami mencoba berinovasi dengan keinginan customer,” bebernya.
Sumber: