Pasca Kenaikan BBM, DKPP Sebut Ketahanan Pangan di Jabar Aman.
Kepala DKPP Jabar, M Arifin Soedjayana. Foto. Sandi Nugraha.--
BANDUNG - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa barat mengaku, hingga saat ini peningkatan inflasi kepada sektor ketahanan pangan belum mempengaruhi terhadap ketersediaan bahan pokok. Bahkan, menurut Kepala DKPP Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan untuk ketahanan pangan dan ketersediaan bahan pokok di Jabar masih terbilang aman.
"Semuanya masih tersedia, tapi kalau harga dari sisi produsen ke pasar Itu juga masih tetap dari posisinya kalau laporan dari teman-teman itu masih aman," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (15/9).
Tak hanya Itu, dari 11 kebutuhan bahan pokok yang masuk dalam tanggung jawab DKPP juga belum ada peningkatan akibat naiknya harga BBM.
"Tapi tetap di cabai, telur tidak (kenaikan). Jadi makanannya kita mah kalau dari sisi komoditi peternakan aman. Telur sekarang sudah turun harganya, kemudian daging ayam juga turun," ucapnya
Maka agar hal tersebut dapat diantisipasi, ia berharap kepada masyarakat khususnya para petani dan peternak dapat meningkatkan kembali produksifitasnya.
"Jadi dari sisi ketersediaan tetap harus dijaga karena suplai endiman seperti itu. Jadi tetap jalau ketersediaan kurang pasti harga naik. Tapi kalau ketersediaannya terjamin insyaallah harga juga akan stabil," katanya
Selain itu, ia juga berharap sama kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk dapat melakukan program-program yang dapat membantu terhadap ketersediaan dan ketahanan pangan
di Jabar agar tetap aman.
"Termasuk dari kami gelar pangan murah untuk memberikan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat mendapatkan pangan," imbuhnya
Diketahui, Pada beberapa waktu lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah melakukan pemantauan kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Pasar Baltos, Kota Bandung.
Emil sapaan akrabnya menyebut, dari hasil pemantauan ada beberapa jenis bahan pokok yang telah mengalami kenaikan harga.
"Yang naik ngaruh itu hanya ikan (olahan) ikan yang tadi Rp20 ribu dijual Rp26 ribu pas ditanya memang karena dampak BBM naik, tapi lain-lainnya ngaruh karena suplay bukan karena BBM. Yaitu Cabai, sudah turun harga tapi belum harga normal, jadi bukan karena suplai bukan kenaikan harga BBM subsidi," ucapnya Senin (12/9) kemarin
(San).
Sumber: