Dewan Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM

Dewan Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM

Masyarakat sedang mengisi bahan bakar minyak.-(Foto: Deni Armansyah/Jabar Ekspres)-

BANDUNG, RadarJabar - Politisi Demokrat Herman Khaeron angkat suara soal keluhan para nelayan yang meminta pemerintah menunda kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut pria yang akrab disapa Hero ini, kenaikan BBM pasti berdampak langsung kepada rakyat. Saat ini, rakyat sedang masa pemulihan setelah anjloknya perekonomian sejak Covid-19.

"Jelas dampak kenaikan BBM rakyat pasti menjerit, baru saja pemulihan ekonomi paska Covid-19. Sudah dihadapi harga BBM naik," ucapnya Kamis, 1 September 2022.

Hero mengatakan, salah satunya yang terdampak adalah nelayan. Dengan naiknya harga solar, akan membuat kesulitan nelayan untuk melaut. Karena, tidak diimbangi harga jual hasil tangkapan.

"Bayangkan harga jual tangkapan terpuruk, Sementara harga solar naik. Bagaimana, mereka bisa melaut, mungkin saja untuk keperluan harian saja masih sangat kurang," tuturnya.

Menurut anggota DPR RI ini, menaikan barang dan jasa, pada akhirnya menurunkan daya beli masyarakat. Termasuk nelayan, petani, pekebun, usaha kecil dan mikro, petambak.

"Kita semua akan terdampak. Pemerintah harus arif dan bijaksana dalam menghadapi pilihan ini, sampai benar-benar rakyat siap dan mampu menghadapinya. Saat ini rakyat sedang tidak baik-baik saja, harga-harga sudah naik, dan akan semakin melambung tinggi jika BBM dinaikan saat ini," ujarnya

Pemerintah lanjut Hero, bisa melakukan penghematan belanja kementrian dan lembaga, menunda proyek-proyek yang belum dalam sekala mendesak.

"Seperti menunda dulu pembangunan IKN, menunda penyelesaian jalan tol sumatera, dan menunda cost overrun kereta cepat. Prioritaskan dulu program-program yang dapat memulihkan daya beli masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Pakar ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi menilai rencana kenaikan harga BBM dirasa kurang tepat. Sebab, saat ini sejumlah komoditas pangan tengah meroket.

"Tentu, tidak tepat menaikan bbm saat ini. Karena saat ini komoditas mengalami kenaikan. Sedangkan pendapatan tidak mengalami kenaikan," kata Acuviarta di Kota Bandung.

Menurutnya, kenaikan harga BBM cendrung tepat usai harga komoditas stabil. Terlebih, terlihat penyumbang angka inflasi tidak menunjukan pada komuditas. Sehingga ada penyesuaian pendapatan masyarakat untuk tahun depan.

"Menunggu inflasi di luar BBM bisa stabil. Jadi saya kira yang paling logis itu awal tahun. Harusnya. Kita sambil melihat kenaikan pendapatan masyarakat. Ditambah daya beli masyarakat sudah terpuruk," cetusnya.

Saat ditanya soal dampak terburuk untuk masyarakat jika BBM naik, dirinya mengatakan, akan berdampak pada berbagai sektor. Sebab, bakal dibebankan pada biaya produsen.

Sumber: Jabar Ekspres