Wujudkan Indonesia Generasi Emas 2045, Guru Paud Jadi Motor Pencegahan Stunting
wakil WAli Kota Bogor saat bersama anak-anak paud. - (Yudha Prananda / Jabar Ekspres)-
BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus berupaya menekan angka perkembangan stunting di Kota Bogor, terutama untuk mewujudkan Indonesia generasi emas 2045 seperti yang dicanangkan pemerintah pusat.
Meski begitu, dia mengaku untuk menciptakan generasi emas di masa mendatang butuh perjuangan ekstra, salahsatu upayanya adalah bagaimana mempersiapkan dan menciptakan generasi penerus yang sehat dan tangguh serta terhindar dari stunting.
"Perjuangannya diantara lain bagaimana pengetahuan tentang penanggulangan stunting juga dimiliki oleh para guru-guru khususnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)," ungkapnya usai menghadiri Kegiatan peningkatan potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam pencegahan stunting di Hotel Rizen, Kota Bogor pada Senin, 29 Agustus 2022.
Hal itu bukan tanpa sebab, Dedie menilai, dimana di 2045 itu 70 persen diisi oleh angkatan kerja atau usia-usia produktif dan itu menjadi acuan yang harus dipersiapkan dari sekarang.
"Kenapa? Karena kan PAUD ini kan kisaran usia siswanya itu antara 3 sampai 6 tahun ya. Jadi kalau 23 tahun lagi berarti mereka di usia-usia produktif lah di tahun 2045," jelasnya.
Menurutnya, tenaga pengajar menjadi salah satu motor untuk menyematkan peringatan dini tentang kewaspadaan mengenai stunting di lingkungan sekolah sebagai dorongan untuk para orangtua dengan harapan menjadi perhatian lebih.
"Si guru-guru ini diberikan pengetahuan, bagaimana upaya-upaya kita untuk mencegah baik dari pendekatan asupan gizi, kemudian sosialisasi dan informasi tentang pencegahan stunting dan termasuk juga bagaimana nanti mengelola pendidikan yang bertujuan memberikan informasi cukup kepada anak didik maupun orangtua siswa tentang bagaimana penanggulangan pencegahan stunting," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Hanafi menambahkan, adanya kegiatan tersebut untuk memberikan pemahaman peningkatan kompetensi terhadap tenaga pendidik dan kependidikan khususnya PAUD dan TK dalam pencegahan stunting yang juga menjadi program pemerintah untuk penurunan angka stunting.
"Anak-anak ini kan saat usia nol sampai usia tiga tahun oleh orangtua, dan usia tiga tahun sampai enam tahun selanjutnya salahsatunya oleh pemerintah melalui sekolah. Mangkanya kita memberikan pemahaman kepada tenaga pendidik PAUD, bahwa tahun 2045 nanti Indonesia emas dengan harapan tidak terjadi anak kurang gizi dan sebagainya, salahsatunya stunting," sebutnya.
Dia menyebut, hal itu juga menjadi langkah operasional yang dilakukan pemerintah salahsatunya di sektor pendidikan, kendati demikian hal itu bukan menjadi tugas pokok pemerintah secara parsial. Melainkan menjadi tugas bersama khususnya orangtua, masyarakat dan pemerintah.
"Jadi nol sampai tiga tahun kan orangtua, tentu ini yang perlu diberikan penanaman kepada orangtua untuk pengurangan stunting ini. Salahsatunya, gizi dan sebagainya untuk anak ini agar bertumbuh dan berkembang," paparnya.
Selain itu, dalam hal ini pihaknya menegaskan, secara konsep keseluruhan untuk mengentaskan stunting tidak hanya dilakukan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes), akan tetapi perlu kolaborasi dari seluruh stakeholder khususnya para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bogor.
"Secara konsep keseluruhan kan Bappeda sudah mematok, DPPPA, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan terutama terhadap gizi-gizi buruk yang ada di Kota Bogor khususnya. Nah kami dari Dinas Pendidikan, kita memberikan pemahaman kepada tenaga pendidik dan kependidikan yang strategis juga, mereka kan sehari-hari ketemu, dalam intensitas terhadap penanganan," pungkasnya.*(YUD)
Sumber: