Masih Minim, Sandiaga Uno Lirik Potensi Wisata Sejarah Kota Bogor
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno usai memimpin upacara pengibaran bendera merah putih di pelataran Tugu Kujang, Kota Bogor, Sabtu (06/08). (Foto: Yudha Prananda / Jabar Ekspres)--
BOGOR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan daya tarik wisata berbasis sejarah saat ini tengah menjadi peluang untuk membangkitkan ekonomi masyarakat.
Sandiaga Uno mengatakan, kondisi pada masa milenial saat ini menjadi tantangan semua pihak untuk mengembangkan sektor wisata sejarah. Meski begitu, menurutnya masih banyak wisata-wisata kolonial atau sejarah yang perlu dikembangkan disejumlah daerah di tanah air.
"Kita bangkitkan dengan konsep tourism working grup dan juga dibahas G20, dalam konsep pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ungkapnya kepada Jabar Ekspres, saat mengikuti PHRI BikeTour 2022 di Kota Bogor, Sabtu (06/08).
Dia menilai, Kota Bogor memiliki ikon wisata yang kuat dan memiliki konsep urban tourism atau wisata perkotaan. Ia mencontohkan terdapat China town yang akan menjadi showcase dan juga menjadi daya tarik utama Kebun Raya Bogor. Lalu di kawasan Bogor Selatan juga ada satu konsep kampung wisata yang nantinya akan dikembangkan kedepannya.
Namun, menurutnya Kota Bogor masih minim wisata sejarah. Ia pun melirik adanya potensi wisata bersejarah di Kota Bogor yang dapat dikemas secara serius dan menarik.
"Saya nanti akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bogor, agar potensi ini bisa dikembangkan dengan kerjasama multilateral yang melibatkan pemerintah Belanda maupun juga UNESCO. Saya juga tadi menyampaikan, kalau misalnya Bogor tadi menyiapkan beberapa kota seperti Bogor menjadi creative city network dan itu salah ikonnya adalah sejarah," jelasnya.
Sandiaga Uno menelisik, sisi menarik dari dampak adanya wisata sejarah. Sebab pengunjung atau wisatawan akan lebih lama tinggal di daerah Kota Bogor untuk mencari tahu bagaimana sejarah atau asal-usulnya. Selain itu, wisata sejarah ini juga berkelanjutan karena bisa melestarikan lingkungan.
"Wisata sejarah ini berkualitas, karena orang staynya (di wilayah wisata) bisa lebih lama. Biasanya 2-3 hari, ini bisa sampai 4-5 hari," paparnya.
Menparekraf juga membeberkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai 5,44 persen. Dirinya memperkirakan pertumbuhan ini masih akan berlanjut di kuartal III dan IV.
Sehingga Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan 5,2 persen di 2022. Sementara pada sektor pariwisata, menyumbang hampir 10 persen. Yakni 9,76 persen pada pertumbuhan ekonomi. (YUD)
Sumber: