Dampak PMK, Susu KPBS Pangalengan Menghilang Populasi Sapi Terancam

Dampak PMK, Susu KPBS Pangalengan Menghilang Populasi Sapi Terancam

Sapi perah di KPBS Pangalengan, Jabar saat di cek kesehatannya oleh tim pemeriksa. Untuk mengetahui terjangkit PMK atau tidak.- Foto. Deni Jabar ekspres.-

BANDUNG - Sejak penyebaran Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) menjadi wabah, banyak peternak yang merasa sangat dirugikan. Seperti halnya di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. Penyebaran PMK kepada sapi perah telah menjangkit setidaknya 4.000 ekor. Menyebabkan Produksi Susu terus berkurang dan populasi sapi terancam.

Sentra susu terbesar di Provinsi Jawa Barat itu sudah kehilangan 300 ekor sapinya karena terjangkit penyakit dan mati. Ketua KPBS Pangalengan, Aun Gunawan menjelaskan selama adanya wabah PMK tersebut penambahan jumlah kasus per harinya bisa mencapai hingga 150 ekor sapi perah.

"Hampir sekitar 30 persen sapi dikita terkena PMK. Tapi tidak tau bisa saja sampai 100 persen. Karena kan penyebaran nya sangat cepat, tiap harinya bahkan dalam hitungan jam juga selalu ada penambahan," ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (25/6).

Tak hanya itu, Aun juga mengungkapkan adanya penyebaran PMK yang dinilai sangat signifikan ini telah membuat produksian susu menurunkan secara drastis.

"Biasanya 1.000 ton susu per harinya, tapi sekarang dengan adanya PMK ini hilang sekitar 20 persenan, jadi hanya bisa menghasilkan 74 bahkan 40 ton susu per hari," katanya

Selain dapat mengurangi produksi susu, Aun menambahkan adanya wabah PMK ini juga dapat menghilangkan populasi sapi perah di KPBS Pangalengan. " Sudah ada hampir 300 sapi yang mati, karena PMK ini menyerang langsung kepada kesehatan sapinya sehingga sapi juga tidak mau makan," ungkapnya

Maka untuk mengantisipasi penyebarannya semakin meluas, ia menuturkan bahwa pihaknya melalui tim dokter hewan akan mencegah semaksimal. "Tapi agak sulit juga mencegahnya karena beda dengan manusia, kalau manusia di isolasi pindah kemana beres. Tapi kalau sapi enggak bisa seperti itu karena harus bikin kandang dan itu enggak bisa," tuturnya. (San).

 

Sumber: