Imbas Banjir Longsor di Bogor, Sungai Cisadane Tangerang Alami Kekeruhan Parah

Imbas Banjir Longsor di Bogor, Sungai Cisadane Tangerang Alami Kekeruhan Parah

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng (TB), Sumarya (Fin)--

BOGOR - Banjir dan longsor di Cisarua Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan sungai Cisadane Tangerang, Banten, menjadi keruh dan berlumpur.

Akibatnya, air sungai yang menjadi sumber air baku bagi layanan distribusi air pam di wilayah Tangerang itu mengalami kekeruhan di atas 25 ribu Nephelometric Turbidity Unit (NTU).

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng (TB) Sumarya mengatakan, kekeruhan air sungai Cisadane yang sampai ke instalasi PDAM TB akibat banjir longsor di Bogor itu sampai di atas 25 ribu NTU.

Sedangkan secara umum pengolahan air hanya mampu mengolah air dari sumber air baku sebesar 500 NTU.

"Kekeruhannya tinggi ini, informasi yang saya dapat ada banjir di daerah Bogor, sehingga terjadi penggerusan di sungai Cisadane itu sendiri, sehingga partikel air tanah yang masuk ke badan air," kata Sumarya kepada sejumlah wartawan, Jumat (24/6).

Akibat dari tingkat kekeruhan air yang tinggi itu, PDAM Tirta Benteng menurunkan kapasitas produksi menjadi dari 100 persen menjadi 50 persen.

Akibatnya, lanjut dia, sejak Kamis 22 Juni 2022 pihaknya hanya mampu melayani distribusi air bersih kepada 50 persen pelanggan.

"Kita tetap upaya beroperasi 50 persen supaya masyarakat bisa tetap terlayani," ucapnya.

Sementara, untuk pelanggan yang layanan distribusi air bersihnya terhenti, Sumarya mengaku, pihaknya melakukan pendistribusian air bersih menggunakan mobil tengki.

"Kita lakukan pendistribusian air bersih melalui truk tengki kita sudah turunkan sekitar 10 tengki untuk titik-titik terjauh," jelasnya.

Pun begitu, dia mengungkapkan, sejak pagi tadi sekira pukul 08.30 WIB kondisi air sungai Cisadane saat ini sudah berada di 500 NTU. Sehingga sudah 100 persen bisa kembali mengolah air baku.

Namun, pendistribusian air belum bisa dilakukan secara maksimal karena ada proses perjalanan air dari pusat instalasi ke titik-titik atau wilayah terjauh.

"Tadi pagi saya pantau titik-titik terjauh belum bisa dialiri air, karena kan ada perjalanan air yah, tapi mudah-mudahan hari ini sudah bisa 100 persen," tandasnya. (Fin-red)

Sumber: