Kisah Perjalanan Nasida Ria, Grup Kasidah Lokal yang Sukses Gemparkan Jerman
Grup kasidah Nasida Ria yang kembali merarik perhatian publin setelah tampil di Jerman -istimewa-
Senin (20/6) malam, jagad media sosial dihebohkan dengan penampilan menakjubkan dari grup kasidah lokal, Nasida Ria, yang tampil apik dalam sebuah acara di jerman.
Penampilan Nasida Ria disebutkan menggemparkan Jerman, pasalnya, publik jerman seakan disuguhkan jenis musik baru yang membuat mereka penasaran. Tampilnya mereka di acara musik bertajuk 'Dokumenta" di Kassel Jerman, langsung mendapat sambutan positif.
Apalagi dengan membawakan salah satu hits andalannya 'Perdamaian' yang juga sudah banyak diremake oleh musisi tanah air. Nasida Ria yang sudah sekian lama tidak mendengar kabarnya, kini kembali muncul dengan kabar yang membanggakan.
Warganet juga tak ketinggalan ramai memperbincangkan penampilan mereka di Jerman. Seperti oleh akun Twitter @dprhiburanmalam, Senin (20/6). Nasida Ria dikenal sebagai grup musik kasidah modern yang mendunia ini.
Dicuplik dari sebuah jurnal penelitian dari Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), grup musik ini lahir pada tahun 1975 di daerah kauman yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. H. Muhammad Zain beserta sang istri Hj. Mudrikah Zain adalah orang di balik keberadaan grup musik perempuan ini.
Mereka membentuk Nasida Ria dengan misi untuk berdakwah atau menyebarkan ajaran Islam dan menyebarkan kebaikan melalui musik. Tak heran, lagu-lagu yang dibawakan Nasida Ria semuanya memiliki pesan kebaikan yang juga diajarkan dalam agama. Sebut saja “Jangan Main Cerai”, “Kota Santri”, “Surga Di Telapak Kaki Ibu”, dan lain-lain.
Sepanjang perjalanan kariernya, Nasida Ria telah menghasilkan ratusan karya lagu yang hingga kini masih dapat dinikmati oleh masyarakat. Beragam penghargaan pun berhasil mereka kumpulkan. Di awal pembentukannya, Muhammad Zain mengumpulkan 8 orang siswanya dan sang istri untuk membentuk grup kasidah.
Kesembilan anggota grup itu adalah:
1. Rien Jamain
2. Musyarofah
3. Umi Kholifah
4. Nur Ain
5. Nunung
6. Mutoharoh
7. Alfiyah
8. Kudriyah
9. Hj. Mudrikah zain.
Tak hanya menyoal syarat agama dan kebaikan, Nasida Ria juga memiliki sederet lagu yang liriknya berisi kritik sosial.
Nama Nasida Ria sendiri berasal dari kata “Nasyid” yang berarti lagu-lagu atau nyanyian dan kata “Ria” yang artinya gembira atau bersenang-senang. Jadi, secara harian nama grup musik ini berarti lagu atau nyanyian yang dibawakan.
Di bawah pimpinan H. Malik Zain, Nasida Ria terus bersinar di industri musik Tanah Air hingga tahun 2000-an dengan penuh kegembiraan. Sisi gembira itu salah satunya ditunjukkan dengan nuansa semarak dari kostum atau seragam yang mereka kenakan saat tampil di atas panggung. Baju berwarna dan tetap berpedoman pada syariat Islam adalah ciri khas Nasida Ria hingga saat ini.
Di lansir dari kompas.com, diakui personilnya, nama Nasida Ria mulai mencuat setelah gelaran MTQ di Bandar Lampung pada 1975. Pada awal masa terbentuk, Nasida Ria belum lah memiliki album sendiri. Album pertama mereka baru selesai di tahun 1978 dengan judul Alabaladil Mahbub.
Nasida Ria pun menandatangani kontrak dengan label Ira Puspita Record. Semua anggota yang merupakan perempuan, lagu berisi pesan yang bisa diterima semua kalangan, dan nada yang mudah diingat, Nasida Ria pun menjadi primadona pada masa itu.
Kerap manggung di luar negeri, Penampilannya di Jerman kali ini sesungguhnya bukan hal yang baru. Pasalnya, mereka sudah kerap tampil di berbagai negara sejak puluhan tahun yang lalu.
Sumber: