Cegah Subvarian Baru Omicron, Dinkes Kota Bandung Imbau Ini

Cegah Subvarian Baru Omicron, Dinkes Kota Bandung Imbau Ini

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara.-Foto: Arvi/Jabar Ekspres-

BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat agar tak lalai protokol kesehatan (prokes) dan melengkapi vaksinasi. Hal itu berguna untuk mengantisipasi penularan varian baru Covid-19 yaitu Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Kepala Dinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, mengatakan saat ini kasus Covid-19 kembali naik karena adanya berbagai relaksasi dan masyarakat yang kurang disiplin terhadap protokol kesehatan.

"Trennya memang dari 2 minggu yang lalu sampai saat ini itu kenaikannya sampai 100 persen. Dua minggu yang lalu kasus aktif itu 69. Sekarang, per tanggal kemarin (19/6) kasus aktifnya 131," ungkapnya kepada Jabar Ekspres di Kantor Dinas Kesehatan, Jl. Supratman No. 73, Kota Bandung, Senin (20/6).

Ia menambahkan, temuan kasus sempat berada di angka dua atau tiga orang saja per hari. Sedangkan dalam dua minggu ke belakang pernah ditemukan jumlah kasus sebanyak 26 orang per hari.

"Kenapa ini terjadi? Satu memang ditemukan ada subvarian. Kedua sudah ada relaksasi aktivitas yang luar biasa. Jadi aktivitas perjalanan laut, udara, dan darat itu sudah lebih bebas," terangnya.

Mobilitas masyarakat pun, paparnya, menjadi lebih tinggi. Sementara di sisi lain, masyarakat lalai dan lengah terhadap prokes. "Karena orang pikir sudah level satu, padahal level satu itu artinya masih ada resiko tapi sangat rendah. Atau malah sudah merasa punya data tahan tubuh karena sudah divaksinasi," jelas Ahyani.

Meski kasus tidak memiliki tingkat  fatalistik tinggi dan bisa terjadi tanpa gejala, ia mengatakan penyebaran Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 ini tergolong cepat. Sehingga masyarakat harus tetap menerapkan disiplin pada protokol kesehatan.

"Jadi sebetulnya subvarian apapun, tetap saja aktivitasnya harus disertai disiplin prokes. Terutama masker dan menjaga jarak, mencuci tangan, jaga jarak. Menghindari kerumunan, itu semua yang bisa kita kontrol," katanya.

Lebih lanjut, Ahyani meminta masyarakat selalu menerapkan 5M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Menjauhi Kerumunan, Mengurangi Mobilitas, Mencuci Tangan) sementara pihaknya selalu konsisten menggencarkan 3T (Tracing, Testing dan Treatment).

"Kami dari jajaran kesehatan tetap 3T juga. Tracing, testing, sama treatment. Kita kontrol juga hal ini, testingnya satu hari masih di atas 1.000. Padahal dari WHO, Bandung cukup 2.500 seminggu. Kita bisa 1.000 sehari," tuturnya.

Untuk konfirmasi kasus aktif per kecamatan pada 19 Juni 2022 dalam data Dinkes, diketahui ada total 119 kasus aktif Covid-19, dengan tiga kecamatan dengan kasus aktif tertinggi. Yakni Kecamatan Antapani sebanyak 12 kasus, Kecamatan Sukajadi sebanyak 12 kasus, dan Kecamatan Cicendo sebanyak 10 kasus.

Kecamatan dengan kasus konfirmasi aktif sejumlah 28 Kecamatan (93,33 persen) dan 2 Kecamatan (6,67 persen)  tanpa kasus konfirmasi aktif.

"Alhamdulillahnya waktu itu hampir semua kecamatan ada kasus. Kalau sekarang hanya tinggal beberapa kecamatan, beberapa sudah hijau, sudah bersih," papar Ahyani.

Sehingga, kata dia, masyarakat harus saling menjaga terutama di lingkungan keluarga kemudian lingkungan pekerjaan dan orang-orang terdekat.

"Juga anggota masyarakat yang rentan kena. Anak-anak di bawah 6 tahun yang memang belum vaksinasi, kita harus memberikan perlindungan atau perhatian khusus," bebernya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar melengkapi tahapan vaksinasi. "Saya sangat mengimbau (pelengkapan vaksin), karena puskesmas buka terus untuk dosis satu, dosis dua dan booster. Jadi silahkan di instagram dinas kesehatan bisa dilihat (jadwal booster) dan datangi puskesmas untuk divaksin booster," tandasnya. (arv)

Sumber: