RADAR JABAR, BANDUNG — Kota Bandung menegaskan posisinya sebagai pelopor transformasi hijau nasional melalui penyelenggaraan perdana Bandung Sustainability Summit (BSS) 2025, yang resmi dibuka pada Kamis (6/11) di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB).
Forum dua hari ini mengusung tema “Dari Kepatuhan Menuju Komitmen: Sinergi Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Korporasi untuk Masa Depan Infrastruktur Berkelanjutan”, menjadi momentum penting bagi berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).
BSS 2025 digagas oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, Pemerintah Kota Bandung, dan Suvarna Sustainability, serta didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Wilayah RI dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Gelaran ini dihadiri peserta dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi, industri, lembaga keuangan, komunitas, serta media.
Tonggak Baru Kerja Sama ITB–Suvarna Sustainability
Sebelum pembukaan resmi, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Suvarna Sustainability dan ITB. Kesepakatan ini menjadi dasar kerja sama dalam pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, hingga penguatan kelembagaan yang berfokus pada keberlanjutan serta tata kelola ESG.
Kemitraan ini diharapkan mampu memperluas kontribusi akademik dan profesional dalam mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
BACA JUGA:Bupati Kang DS Tandatangani MOU Pemkab Bandung dan Pemkot Serang untuk Pasokan Cabai dan Bawang
BACA JUGA:Keberlangsungan Masyarakat, Bupati Bandung Siap Dukung Program Menko Gus Muhaimin
AHY: Infrastruktur Harus Memanusiakan Kemajuan
Pembukaan BSS 2025 disaksikan langsung oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Rektor ITB, perwakilan kementerian, serta mitra strategis dari berbagai sektor.
Dalam sambutan video, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pesan kuat terkait arah pembangunan nasional.
“Misi kami jelas, membangun infrastruktur yang tidak hanya menghubungkan tempat, tetapi juga mengubah kehidupan. Infrastruktur sejati adalah tentang manusia, tentang ide dan nilai yang menghidupkan kemajuan,” ujarnya.
“Bandung selalu menjadi kota yang melahirkan semangat persatuan dan keadilan. Mari kita hidupkan kembali semangat itu melalui Bandung Sustainability Summit 2025 untuk membangun jalan pembangunan baru yang berlandaskan ilmu pengetahuan, dikendalikan oleh nurani, dan dijalankan melalui sinergi lintas sektor. Hanya dengan cara itu kemajuan bisa benar-benar memanusiakan,” tambah Agus.
Bandung Jadi Living Lab Keberlanjutan
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa forum ini merupakan ajakan terbuka untuk bergerak bersama.
“Kita tidak lagi berbicara soal kepatuhan terhadap aturan, melainkan komitmen untuk mengubah cara kita membangun dan hidup di kota ini. Bandung ingin menjadi laboratorium hidup (living lab) keberlanjutan, tempat di mana kebijakan, sains, dan inovasi berpadu menghasilkan aksi nyata,” ujar Farhan.
Ia menyebut sejumlah inisiatif yang telah berjalan, seperti pengelolaan limbah terintegrasi, transportasi rendah emisi, hingga program urban farming yang melibatkan pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, ITB dan Suvarna Sustainability menyerahkan buku “Denyut Bandung” kepada Pemkot Bandung. Buku tersebut memuat rekam jejak dan visi pembangunan kota berkelanjutan, termasuk kebijakan lingkungan, inisiatif sosial, hingga strategi ekonomi hijau.