Bupati Kang DS Rangkul Kalangan Sekolah untuk Deteksi Dini Cegah Pelajar Ikut Demo

Rabu 03-09-2025,07:02 WIB
Reporter : Yusup
Editor : Fadillah Asriani

RADAR JABAR - Bupati Dadang Supriatna menyatakan dirinya bersama jajaran Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung siap mengunjungi sekolah-sekolah SMA/SMK baik negeri maupun swasta, khususnya bagi sekolah yang siap menandatangangani Pakta Integritas antara pihak sekolah dengan para siswanya.

 

Di dalam Pakta Integritas tersebut antara lain berisi tentang komitmen antara pihak sekolah dan pelajar yang menyatakan tidak akan ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa. Sebab menurutnya para pelajar tersebut masih di bawah umur untuk ikut serta dalam aksi demo.

 

Hal tersebut diungkapkan Bupati Bandung saat pertemuan Sinergitas Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah bersama Kepala Sekolah Jenjang SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta Wilayah Kabupaten Bandung, di Rumah Dinas Bupati di Soreang, Selasa 2 September 2025.

 

"Insya Allah, saya bersama jajaran Forkopimda siap hadir di sekolah-sekolah sewaku-waktu, apabila ada acara seremonial. Apalagi kalau bisa untuk menyaksikan penandatangan Pakta Iintegritas antara pihak sekolah dengan para pelajar," ungkap Dadang.

 

Menurutnya, hingga saat ini kondisi Kabupaten Bandung tetap aman dan kondusif berkat kerjasama semua pihak. Termasuk peranan dari para kasek dan para guru.

 

Untuk itu ia pun meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan agar menjadwalkan setidaknya sebulan sekali ada agenda pertemuan dengan pihak sekolah dan pelajar. 

 

Seperti dengan berkeliling ke tiap sekolah sambil mensosialisikan Program Beasiswa Ti Bupati (Besti) maupun program unggulan penciptaan 10 ribu wirausaha muda dan lapangan kerja per tahun.

 

Pada kesempatan pertemuan itu, Bupati yang akrab disapa Kang DS ini berpesan kepada para kepala sekolah (kasek) untuk mengajari para siswanya dengan baik dan mampu mendeteksi dini gejala ketidakberesan di kalangan siswanya.

 

"Saya titip atas nama rakyat Kabupaten Bandung, kepada seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK baik negeri maupun swasta untuk menjaga siswanya agar jangan sampai ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa. Karena mereka masih terbilang di bawah umur," tuturnya.

 

Kang DS menunjuk contoh kejadian rusuh dalam aksi unjuk rasa di Kota Bandung atau Gedung DPRD Jawa Barat ternyata banyak pelajar yang terlibat. 

 

Bahkan di Kabupaten Subang terdeteksi penyusup ratusan pengunjuk rasa ternyata masih berstatus pelajar.

 

"Jangan sampai siswa kita terprovokasi oleh penyusup yang masuk ke lingkungan sekolah dan melakukan ajakan demo. Anak sekolah jangan sampai terbawa arus," imbuhnya.

 

Menyusupnya pun, paparnya, bukan hanya secara langsung, tapi secara online melalui handphone maupun media sosial.

 

"Kita juga harus bisa memantau melalui handphone di mana keberadaan atau posisi para siswa melalu dashboard dari aplikasi tertentu. Tentu ini sebaiknya kita sikapi," ujarnya.

 

Dirinya bersama jajaran Forkopimda tak pernah melarang mahasiswa atau masyarakat untuk berdemo karena hal itu pun dilindungi undang-undang. 

 

Namun kalau aksi unjuk rasa itu menjadi salah dan anarkis, maka kembali lagi hukum yang berbicara.

 

Sementara itu salah seorang guru dari SMA Bhakti Mulya Banjaran mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya kepada Bupati Bandung dan jajaran Forkopimda atas keamanan yang tercipta di Kabupaten Bandung sejauh ini.

 

"Meski kemarin ada himbauan untuk sekolah daring, tapi kami tetap melaksanakan sekolah luring. Alhamdulillah, sekolahnya lancar dan aman kondusif. Meskipun ada siswa yang tidak hadir, tapi tetap terpantau oleh pihak sekolah karena siswa itu sedang sakit. Terima kasih kepada Bapak Bupati beserta jajaran Forkopimda," ucapnya.*** (ysp)

Kategori :