"Dengan teknologi ini, kami bisa melacak kendaraan dan mengidentifikasi pemiliknya. Ini adalah langkah penting untuk menutupi kekurangan jumlah personel," jelasnya.
Namun, ia juga menekankan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi. "Kita harus memastikan prosedur jelas, pengawasan transparan, dan pemanfaatan sesuai hukum," tegasnya.
Di sisi lain, Kang Cucun juga mengkritik turunnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan.
Ia mempertanyakan apakah warga masih mau ronda malam atau melakukan kerja bakti. "Fenomena akhir zaman ini membuat rasa kebersamaan memudar. Padahal, keamanan adalah tanggung jawab bersama," ujarnya.
Karena itu ia berkomitmen untuk membawa temuan ini kepada pemerintah daerah dan kementerian terkait guna menekankan perlunya kolaborasi antara Polri, Pemda, dan DPR untuk memperbaiki rasio personel dan meningkatkan kapasitas teknologi keamanan.
"Jika kita tidak bergerak, ancaman akan semakin besar. Teknologi seperti Command Center ini harus didukung dengan personel dan pelatihan yang memadai," imbuh Politisi PKB ini.
Tanpa dukungan anggaran yang cukup, Kang Cucun khawatir Polri akan kesulitan mengembangkan sistem keamanan yang terintegrasi.
"Dana itu penting. Tanpa dana, teknologi hanya akan menjadi pajangan," pungkasnya.*** (ysp)