RADAR JABAR - Polemik kasus PT Bandung Daya Sentosa (BDS) dengan sejumlah vendor tengah menjadi perbincangan publik.
Sebelumnya, persoalan ini muncul dalam podcast yang dipandu mantan Komisioner KPK, Bambang Widjayanto. Podcast tersebut menampilkan tiga pengusaha yang mengaku dirugikan akibat kerja sama dengan BUMD milik Pemkab Bandung itu.
Dalam podcast disebutkan adanya dugaan Kepala Inspektorat Kabupaten Bandung sebagai pihak yang mengusulkan proyek kerja sama antara PT. BDS dengan para vendor dalam kasus pengadaan ayam boneless dada (BLD).
Terkait dugaan tudingan tersebut, Kepala Inspektorat Kabupaten Bandung, Marlan Nirsyamsu, buka suara dan membantah pernyataan yang menyebut dirinya sebagai pihak yang mengusulkan proyek kerja sama.
BACA JUGA:Januari-Juli, 28 Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor, Dinkes: Daya Tahan Tubuh Masyarakat Kuat
BACA JUGA:Aksi Nyata SC Squad AHM Dukung Wisata Hijau di Pesisir Karawang
Ia menegaskan tidak pernah bertemu dengan ketiga orang yang muncul dalam podcast tersebut, baik sebelum, saat, maupun setelah proses audit terhadap PT. BDS dilakukan.
“Yang di podcast itu saya baru lihat kemarin saja. Tiga orang itu saya belum pernah ketemu sekalipun. Bagaimana mungkin saya disebut-sebut memberikan solusi, sementara ketemu pun tidak pernah?” ujar Marlan saat dikonfirmasi, Jumat, 1 Agustus 2025.
Terkait hal ini, pihaknya melakukan audit terhadap PT. BDS berdasarkan permintaan dari pimpinan. Audit tersebut bertujuan untuk memastikan posisi utang dan piutang PT BDS terhadap vendor pengadaan ayam boneless.
“Jadi, kita audit BDS untuk memastikan apakah benar BDS memiliki utang, dan apakah benar ada piutang dari pihak lain. Semua vendor kami panggil, total ada 19, dan yang hadir sebanyak 18 vendor,” bebernya.
Kendati demikian, Marlan kembali menegaskan bahwa selama proses audit berlangsung, ia tidak pernah berinteraksi langsung dengan para vendor, termasuk tiga pengusaha yang muncul di podcast.
“Secara pribadi, saya tidak pernah bertemu dengan mereka. Mungkin saja mereka termasuk dari 18 vendor yang hadir waktu itu, tapi saya tidak pernah ketemu langsung. Baru lihat wajahnya kemarin di podcast,” ucapnya.
Saat ditanya soal klaim yang menyebut dirinya terlibat dalam pengusulan proyek BDS, Marlan pun membantah keras.
“Enggak ada itu. Tidak ada yang namanya saya mengusulkan proyek seperti yang disebut-sebut,” tegasnya.
Hingga kini, audit terhadap PT. BDS masih menjadi salah satu rujukan utama dalam menelusuri persoalan gagal bayar senilai Rp.105 miliar kepada sejumlah vendor.