Haurngombong Menjahit Asa: Dari Pelatihan Kemeja Kantor Menuju Pintu Dunia Kerja

Minggu 27-07-2025,12:23 WIB
Reporter : Tiara Disa P
Editor : Tiara Disa P

Tak ketinggalan, Cecep Lubis Hidayatulloh dari Rumah Zakat mengingatkan bahwa program ini hanyalah awal.

“Pelatihan ini bagian dari ekosistem pemberdayaan yang kami bangun. Tidak berhenti di sini, kami ingin ada penyerapan kerja dan penguatan ekonomi lokal,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Dadan Sutardi, S.T, pemilik Saddan Konveksi, menyatakan siap menampung lulusan pelatihan.

“Kami memang butuh tenaga terampil. Dan mereka yang lulus dari sini, insyaallah akan jadi aset berharga di industri konveksi,” katanya.

 

Pelatihan yang digelar dengan melibatkan instruktur profesional dari Balai Latihan Kerja (BLK) Tasikmalaya ini mengikuti standar SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Setiap peserta belajar dari nol: cara membuat pola, memotong kain, menjahit lurus, zigzag, sampai menyatukan kerah, lengan, dan saku menjadi kemeja kantor yang rapi.

 

Hari-hari mereka dipenuhi tantangan kecil – benang kusut, jarum patah, atau garis jahitan yang melenceng – tetapi setiap kesalahan menjadi pelajaran. Semua kebutuhan peserta disediakan: gunting, jarum, kain, hingga seragam pelatihan. Bahkan makan siang pun dijamin agar tak ada yang kehilangan fokus.

 

Setelah berminggu-minggu belajar, mereka akan menghadapi ujian terakhir: Ujian Kompetensi dari LSP Tekstil dan Produk Tekstil Bandung. Jika lolos, mereka berhak mendapatkan sertifikat resmi BNSP, tanda bahwa mereka kini diakui sebagai penjahit profesional sesuai standar industri nasional.

 

Lebih dari sekadar mengajarkan cara menjahit kemeja, pelatihan ini menenun benang-benang harapan. Harapan bagi mereka yang sebelumnya hanya menunggu kesempatan kerja. Harapan bagi desa yang ingin warganya lebih mandiri. Dan harapan bagi industri lokal yang membutuhkan tenaga terampil. Dari Haurngombong, setiap jahitan adalah langkah menuju masa depan yang lebih pasti.

Tags :
Kategori :

Terkait