RADAR JABAR - Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Asep Ikhsan tidak setuju satu ruangan atau rombel (rombongan belajar) di sekolah negeri diisi oleh 50 siswa.
Hal tersebut ditegaskan Asep Ikhsan, legislator Partai Demokrat Kabupaten Bandung daerah pemilihan (dapil) enam, saat dikonfirmasi di Soreang, Rabu, 2 Juli 2025.
Menurut Kang Haji Asep, sapaan akrabnya Asep Ikhsan, satu ruang kelas idealnya diisi oleh 36 siswa.
"Kalau satu sekolah di negeri diisi oleh 50 siswa, itu kebanyakan. Bagaimana nasib sekolah swasta?" ucapnya.
Terkait sekolah swasta, ia meminta kepada masyarakat jangan hanya fokus ke sekolah negeri saja.
"Perihal pilihan ke sekolah negeri, itu dikembalikan lagi kepada masyarakat. Tapi mindset-nya masyarakat tersebut harus diubah, jangan hanya fokus ke sekolah negeri. Kan banyak sekolah swasta yang saat ini posisinya sama," ujarnya.
BACA JUGA:Disdik Kabupaten Bogor Sediakan Helpdesk SPMB 2025 Bagi Wali Murid
BACA JUGA:Alasan Jateng Manarik Untuk Tempat Investasi
Baik sekolah swasta maupun negeri, lanjut Kang Haji Asep, mempunyai kurikulum yang sama dan ijazahnya pun sama dari negara.
Karena itu ia menilai masyarakat sebaiknya diberi pemahaman untuk mencari sekolah bermutu dengan biaya terjangkau.
Berbicara mengenai mutu, tambahnya, tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut berkaitan dengan biaya sekolah swasta yang relatif lebih tinggi.
"Banyak juga sekolah swasta yang memiliki kepedulian dengan situasi kondisi ekonomi seperti ini. Jangan berpikiran sekolah swasta itu mahal," tuturnya.
"Bahkan banyak juga sekolah swasta yang biayanya digratiskan dan tidak menutup kemungkinan di sekolah negeri ada yang menggunakan biaya," sambung Kang Haji Asep.
Disinggung soal adanya dugaan jalur titipan masuk ke sekolah negeri, ia mengaku tidak mau melayani atau memberikan rekomendasi.