Warga Demo Tolak Pembangunan Galian SPAM di Pacet Bandung, Ini Alasannya

Senin 23-06-2025,13:22 WIB
Reporter : Yusuf
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Puluhan warga Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, melakukan aksi penolakan galian SPAM (Sistem Pengelolaan Air Minum).

Warga yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani itu menolak keras pembangunan galian yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Diketahui, saat ini pembangunan galian tersebut sedang dilaksanakan di sejumlah wilayah di Kecamatan Ciparay.

Ketua Kelompok Tani Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Dedi Hidayat mengatakan, penolakan yang dilakukan merupakan bentuk kekecewaan kepada pihak Perumda Tirta Raharja.

Pasalnya, pembangunan SPAM ini dilakukan tanpa ada komunikasi dulu dengan warga maupun petani yang notabene membutuhkan air tersebut.

"Galian sudah dilakukan di sejumlah wilayah di Kecamatan Ciparay. Rencananya akan dilanjutkan ke wilayah Pacet. Sebelum dibangun, maka kami dengan tegas menolak pembangunan tersebut," ungkap Dedi kepada Radar Jabar di lokasi aksi, Senin, 23 Juni 2025.

BACA JUGA:MTQH ke-39 Resmi Ditutup, Kabupaten Bandung Juara Umum MTQH Jawa Barat

BACA JUGA:MU Siapkan Kejutan Minat Boyong 'Raksasa' Tersubur Liga Belgia, Vlahovic Gimana?

Ia mengaku sangat kecewa atas rencana pembangunan ini karena tidak melibatkan warga serta tidak ada komunikasi, khususnya dengan para petani.

Dedi menyebut, kekecewaan serupa juga dirasakan oleh para petani di sejumlah wilayah, di antaranya Ciparay, Majalaya, dan wilayah lainnya.

"Kalau nanti masuk musim kemarau, bagaimana solusinya dari pihak PDAM (Perumda Tirta Raharja). Debit air pada musim ini jelas akan sangat kurang," keluhnya.

Dedi berharap pihak Perumda Tirta Raharja dapat segera bertemu dengan para petani, khususnya di wilayah Desa Cipeujeuh, umumnya di wilayah lainnya yang memiliki sawah.

"Kembali lagi saya tegaskan, menolak pembangunan galian pipa air minum. Alasannya jelas. Selain tidak ada komunikasi, sosialisasi, ini nantinya akan menjadi masalah bagi para petani," imbuhnya.* (ysp)

Kategori :