Jembatan Cijeruk Sudah Diajukan Permanen Sejak 2020, Kades Bojongsari Beberkan Kendalanya

Sabtu 24-05-2025,13:39 WIB
Reporter : Salma Sepina Nurdini
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Jembatan apung Cijeruk yang menghubungkan Kecamatan Bojongsoang dan Baleendah mengalami patah. Jembatan apung tersebut merupakan jalur alternatif yang banyak digunakan kendaraan, khususnya sepeda motor, jika jalan Raya Bojongsoang-Baleendah terendam banjir.

Terkait hal ini, Kepala Desa (Kades) Bojongsari, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Asep Sunandar mengatakan penyebab jembatan apung Cijeruk patah akibat derasnya aliran sungai Citarum, Jumat 23 Mei 2025.

Ia menambahkan, jembatan apung ini sudah diajukan untuk dipermanenkan sejak tahun 2020. Bahkan anggarannya pun sudah turun namun terkendala administrasi.

"Iya rekomendasi take dan perubahan gambar yang sulit, akhirnya pembangunan permanennya belum bisa dilanjutkan," jelas Asep saat ditemui di lokasi.

BACA JUGA:Jembatan Apung Bojongsoang-Baleendah Patah Saat Dilintasi Kendaraan: 9 Motor Terjebak

BACA JUGA:Kejati Jabar Tahan Eks Sekda Kota Bandung Terkait Dugaan Korupsi Kebun Binatang

"Waktu itu juga kita dapat dari program yang akan dilaksanakan di Sumbawa karena tadi lahannya milik BBWS dan harus rekom take yang, apa istilahnya, yang harus ditempuh yang akhirnya tadi belum bisa dilanjutkan pembangunannya," sambungnya.

Asep menjelaskan, ada dua jembatan apung yang sering menjadi jalur alternatif utama warga, terutama saat jalan utama tergenang banjir. 

Selain Jembatan Cijeruk, kata ia, ada juga jembatan Leuwi Dalem yang saat ini patah akibat adanya penumpukan kendaraan dan derasnya aliran Sungai Citarum.

Ia menyebut, kedua jembatan ini menjadi satu dari tiga jalur penyelamat warga untuk menghubungkan ke Baleendah, Sapan, hingga Majalaya.

"Iya, alternatif ke sini. Nah, ada dua di sana, jembatan Cijeruk yang rusak itu, Jembatan Leuwi Dalem. Kalau hujan, pasti ke sini," jelasnya.

Asep juga membenarkan sebelum kejadian, hujan deras memang mengguyur Bandung Raya termasuk wilayah Desa Bojongsari.

Debit air Sungai Citarum naik sehingga drum penyangga jembatan apung rusak dan embuat jembatan miring, ditambah adanya tekanan kendaraan yang melintas.

"Jadi emang debit air lagi tinggi dan cepat. Sementara kan ada tahanan ini drum, jadi tekanannya tertuju di tengah itu, jadi miring," ungkapnya. 

BACA JUGA:Antisipasi Kepadatan saat Konvoi Persib, Ini Sejumlah Ruas Jalan yang Akan Diperketat oleh Polrestabes Bandung

Kategori :