Pemprov Jabar Fokus Awal pada Reaktivasi Jalur Kereta Bandung–Pangandaran

RADAR JABAR - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan bahwa reaktivasi jalur kereta Bandung–Pangandaran menjadi prioritas utama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dibandingkan proyek reaktivasi jalur lainnya.

"Fokus utama kita saat ini adalah reaktivasi jalur kereta dari Bandung menuju Pangandaran. Saat ini, jalur tersebut baru aktif sampai Banjar, dan kami akan menyelesaikan sisanya sebagai prioritas," ungkap Dedi dalam pernyataannya di Bandung, Rabu, yang dikutip dari laman Antara.

Ia menekankan bahwa Pemprov Jabar berupaya mengoptimalkan sektor pariwisata dengan memanfaatkan moda transportasi kereta api, yang dinilainya sebagai salah satu sarana transportasi paling ekonomis.

Menurut Dedi, keunggulan kereta api terletak pada kemampuannya mengangkut penumpang dalam jumlah besar serta bebas dari kemacetan, menjadikannya ideal untuk mendukung aktivitas pariwisata.

"Kereta api adalah moda transportasi paling efisien dan murah. Karena sifatnya massal, kereta sangat efektif dalam memobilisasi masyarakat," jelasnya.

 

 

BACA JUGA:Pemprov Jabar Siap Gelontorkan Rp20 Triliun untuk Reaktivasi Jalur Kereta di Garut-Cikajang

BACA JUGA:Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Ingin Renovasi Bangunan Batutulis

 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah mengadakan rapat koordinasi bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Dalam forum tersebut, Dedi Mulyadi mempresentasikan sejumlah program prioritas yang bertujuan untuk memperkuat transportasi publik yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Ia juga menyampaikan bahwa elektrifikasi jalur kereta atau pengembangan KRL menjadi target awal untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung dan sekitarnya.

Selain jalur Bandung–Pangandaran, Pemprov Jabar juga berencana mengaktifkan kembali jalur kereta lainnya, seperti rute Garut, Bogor–Sukabumi–Cianjur hingga Padalarang, serta jalur Bandung–Ciwidey yang dinilai penting untuk mengurai kemacetan saat musim liburan tiba.