Menurut Satrio, pembangunan jalan perbatasan bukan sekadar untuk membuka keterisolasian daerah, tapi juga untuk memangkas waktu tempuh perjalanan, memperlancar arus logistik, hingga merangsang tumbuhnya pusat ekonomi baru.
BACA JUGA:Kata Menteri PUPR Basuki Soal Wacana Program Bangun 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Sarana dan Prasarana di Ibu Kota Nusantara (IKN)
"Jalan perbatasan memang perlu dibangun sebaik mungkin karena merupakan beranda depan negara," ujarnya, Rabu, 25 Desember 2024.
Satrio sendiri pensiun dari Kementerian PUPR sejak 2 Agustus 2024 lalu. Kini di masa pensiunnya, ia lebih banyak menghabiskan waktun bersama keluarga.
Namun ia tidak menutup diri dan mengaku senang jika diajak berdiskusi tentang permasalahan jalan yang tidak bisa dipisahkan dari separuh perjalanan hidup pria ramah itu.
"Waktu saya 24 jam jika ingin berdiskusi tentang permasalahan jalan. Saya berharap kepada para penerus saya untuk terus melayani masyarakat, salah satunya dengan merawat jalan karena jalan merupakan salah satu urat nadi penting kehidupan," bebernya.
Satrio semasa aktif menjadi abdi negara juga tercatat pernah menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga.
Berkat sentuhan dan tangan dinginnya, kini daerah-daerah perbatasan dan daerah terluar di tanah air sudah terjamah pembangunan.
Berkat pembangunan dan pembukaan jalan-jalan baru itu, nyaris tidak ada lagi daerah di Indonesia yang terisolir.(ysp)